Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengaku bangga dengan pilot TNI AU. Sebab, pilot TNI AU dilimpahkan dalam penerbangan pesawat jet temput KFX-IFX kerjasama dengan Korea Selatan.
"Terkait dengan (pesawat jet tempur) KFX dan IFX, kembali lagi bahwa ini adalah domain dari Kemhan. Tetapi kemarin pada penerbangan prototype kelima, ada hal yang sangat membanggakan. Salah satu penerbang uji TNI AU tes pilot ini dilimpahkan dalam penerbangan," kata Fadjar kepada wartawan, di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (31/5/2023).
Fadjar menyampaikan sebagai bentuk pengakuan profesionalisme TNI AU dan pencapaian yang luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini adalah suatu bentuk pengakuan profesionalisme TNI AU diakui oleh mereka. Ini adalah suatu achievement, pencapaian yang luar biasa," tuturnya.
Sebab, kata Fadjar, TNI AU hanya memiliki 4 prajurit yang kemampuannya sampai pada tingkat penerbang uji level pabrikan. Pihaknya perlu menyiapkan panjang proses yang selektif dalam pemilihan pilot TNI AU.
"Karena perlu sedikit diketahui, untuk mencapai tingkat penerbang uji yang level pabrikan itu saat ini TNI AU hanya punya 4. Dan mereka semua masih berdinas, letkol dan kolonel. Dua orang di Korea, dua orang berdinas di dalam (negeri)," ungkapnya.
"Kita menyiapkannya sangat-sangat panjang prosesnya dan mereka orang sangat pilihan," tuturnya.
Fadjar menuturkan dengan diterbangkannya pesawat jet tempur dari pilot TNI AU ini merupakan bentuk bahwa TNI AU mampu menghasilkan pilot secara profesionalitas.
"Dan dengan diterbangkannya salah satu dari mereka bentuk pengakuan kepada kita bahwa kita mampu secara profesional," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Jokowi Mau Basarnas Punya Alat Penyelamatan Canggih Seperti Iron Man
Diketahui, Prabowo menuturkan, ada sejumlah alutsista buatan Indonesia yang sedang dirintis. Salah satunya adalah pengembangan jet tempur KFX-IFX bersama negara Korea Selatan.
"Karena itu, bagaimanapun, kita sudah merintis, beberapa tahun yang lalu kita sudah buka kerja sama dengan Korea dalam pengembangan jet tempur KFX-IFX. Kita menilai masih banyak, mungkin kekurangan," ungkap Prabowo.
Dirinya mengatakan, bila proyek pengembangan pesawat jet tempur tersebut rampung, Indonesia dapat menghemat biaya belanja alutsista. Sebab, jika dihitung, pengeluaran untuk KFX-IFX itu sekitar USD 60 juta atau setengah dari harga jet tempur Dassault Rafale.
"Kalau sekarang kita beli pesawat generasi 4, Rafale misalnya. Harganya sangat-sangat mahal. Mungkin 120 juta euro tanpa dukungan-dukungannya. Kalau kita nanti KFX/IFX mungkin harganya bisa jadi USD 60-70 juta. Setengah," pungkasnya.