Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II mengimbau warga Banten untuk waspada menghadapi musim kemarau yang lebih kering tahun ini. Sebagian wilayah Banten diprediksi akan mengalami curah hujan lebih kering dalam tiga dekade terakhir.
"Sebagian wilayah Banten diprediksi akan mengalami curah hujan lebih kering dalam tiga dekade terakhir, meskipun demikian masyarakat diminta tidak panik mengalami fenomena El Nino atau musim panas," kata Kepala BBMKG Wilayah II Hartanto dalam keterangan tertulis ke wartawan, Serang, Selasa (30/5/2023).
El Nino dan anomali suhu muka laut di Samudra Hindia bagian barat dan timur diprediksi akan terjadi pada semester II. Ini dapat berdampak berkurangnya curah hujan selama periode kemarau tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil Pengamatan El Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) menunjukkan positif, yang berarti penurunan curah hujan di wilayah Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan monitoring awal musim kemarau pada Mei ini, bagian utara Provinsi Banten sudah memasuki musim kemarau. Daerah itu adalah Cilegon, Serang bagian utara, Kota Serang bagian utara, Kota Tangerang bagian selatan, Tangsel, Kabupaten Tangerang bagian tenggara dan utara, serta Kota Tangerang bagian utara.
Meski demikian, Hartanto mengatakan, wilayah yang sudah maupun belum masuk musim kemarau masih dimungkinkan terjadi hujan dalam skala harian dan mingguan.
Kondisi hujan di bulan Juni hingga Oktober di Banten, katanya, diperkirakan pada kategori rendah. Adapun puncak kemarau pada tahun ini diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus dengan peluang curah hujan di bawah normal atau kategori lebih kering. Ini berpotensi adanya kekeringan di wilayah Banten.
"Masyarakat harus waspada musim kemarau yang lebih kering dibandingkan musim kemarau dalam tiga dekade terakhir atau sejak 1990-an. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana kekeringan harus disiapkan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai bentuk mitigasi. Seperti kekurangan air bersih dan gagal panen yang bisa memicu terganggunya ketahanan pangan," paparnya.
Pemerintah daerah dan masyarakat diminta bisa menyimpan air pada peralihan musim hujan ke musim kemarau. Penyimpanan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya.
"Masyarakat tidak perlu panik dengan isu El Nino namun tetap mengikuti perkembangan informasi iklim dari BMKG," pungkasnya.
Simak juga 'BMKG Siapkan Teknologi Prediksi Cuaca yang Bisa Cakup Negara Sekitar':