Trotoar di Jakarta sering diserobot oleh pedagang kaki lima (PKL), parkir liar, atau aktivitas 'wong cilik' lainnya. Namun kondisi di seberang Monas ini berbeda. Siapa mampu menertibkan keadaan ini?
Trotoar yang berada di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) tak bisa dilewati pejalan kaki. Pedestrian harus keluar dari trotoar dan menggunakan aspal yang sama dengan kendaraan bermotor.
Ini adalah jalanan yang sangat strategis di Jakarta, termasuk jalanan 'ring 1' dan dekat dengan Kompleks Istana Kepresidenan. Lokasi ini tentu saja sangat dekat dengan Monas dan kantor Gubernur Jakarta, Balai Kota.
detikcom mencoba menyusuri lokasi ini, di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tepatnya dari depan Balai Kota DKI Jakarta menuju kantor Kedutaan Besar AS pada Selasa (30/5/2023).
Begitu keluar dari Balai Kota, saya dapat berjalan di atas trotoar yang laik untuk pejalan kaki sampai depan Istana Wakil Presiden RI. Namun, tepat di samping Istana Wakil Presiden RI, trotoar ditutup dengan kawat berduri. Ada pula MCB (moveable concrete barrier), beton pembatas jalan yang merintangi jalur pejalan kaki di sini.
Tampilan permukaan trotoar yang 'menemui jalan buntu' ini berubah. Trotoar di sepanjang Jl Medan Merdeka Selatan ini cukup lebar, dilengkapi bollard, dan dilengkapi pula dengan ubin pemandu (guiding block) untuk tunanetra. Namun, begitu sampai di kawat berduri depan Kedubes AS, trotoar hanya berupa beton gelap.
Di lokasi, tampak barier beton bercat warna-warni membentang memagari trotoar (atau area yang seharusnya menjadi trotoar) depan kantor Kedubes AS. Beton tersebut membatasi jalan raya dengan trotoar.
Masyarakat yang hendak melintas dari arah Balai Kota DKI mesti keluar dari area trotoar dan berjalan di jalan raya berasapal samping beton warna-warni itu.
Tidak ada pembatas ataupun separator lain yang melindungi pejalan kaki dengan kendaraan bermotor yang melintas di aspal. Barulah sekitar 20 meter, ada sekitar dua beton yang aksesnya dibuka sehingga pejalan kaki bisa kembali berjalan di atas trotoar.
detikcom sempat dipanggil oleh petugas sekuriti Kedubes AS setelah memotret kondisi sekitar. Pihak sekuriti meminta detikcom menghapus foto yang memuat potret bangunan Kedubes AS ini. Memang, kantor kedutaan besar adalah wilayah ekstrateritorial negara yang bersangkutan, termasuk daerah kekuasaan negara yang bersangkutan.
Kembali ke kondisi trotoar, bukan kondisi gedung Kedubes AS, masalah jalur pejalan kaki itu sudah berlangsung lama. Citra Google Street View merekam kondisi tertutupnya trotoar di depan Kedubes AS ini sejak 2013. Lebih lama dari 2013, Google Street View tidak menyediakan citranya.
Terbaru, masalah ini disoroti warga Jakarta lewat akun Twitter, pada 14 Mei 2023. Warga melaporkan kondisi ini ke Pemprov DKI Jakarta di akun Twitter @DKIJakarta. Keluhan ini didaftar oleh Pemprov DKI Jakarta di CRM dengan nomor laporan TW230515O3BE. Pada 30 Mei atau hari ini pukul 09.05 WIB, riwayat aduan ini diberi keterangan 'Selesai oleh Biro Pemerintahan. Terima kasih upaya tindak lanjut sesuai'.
Simak juga '#SaveSiJalurKuning: 13 Rintangan Tunanetra di Trotoar Jalan Dewi Sartika':
(taa/dnu)