Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal cawe-cawe demi bangsa dan negara atas pertimbangan untuk menjaga momentum Indonesia memiliki waktu 13 tahun ke depan demi menjadi negara maju. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), mengatakan semua itu tergantung bangsa ini menjalankan prinsip pembangunan yang baik.
"Ya itu tergantung pemerintah dan bangsa ini menjalankan prinsip-prinsip untuk menjalankan pembangunan yang baik, yang sesuai dengan yang efisien betul-betul dilaksanakan dengan baik," kata JK di Gedung Krida Bhakti, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).
JK mengatakan setiap pembangunan yang sudah disetujui bersama harus tetap dijalankan. Hanya, menurut JK, pilihan pembangunan tersebut akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya yang disetujui bersama setelah jadi tentu harus berjalan, seperti pembangunan infrastruktur, tentu pertanyaannya pilihan infrastruktur yang mana yang dibutuhkan dan efisien serta mempunyai kontinuitas," ujar JK.
JK mengatakan tujuan pembangunan Indonesia sama. Namun, kata JK, setiap pemimpin mempunyai cara dan gaya yang berbeda untuk mewujudkan tujuan itu.
"Kebutuhannya tetap, pembangunan jalan tetap, pembangunan pemerintah yang baik tetap, industri harus berjalan, itu semua jalan cuman caranya tentu berbeda-beda masing-masing pemimpin. Tujuannya sama, tidak ada perbedaan negeri ini, tidak ada perbedaan tujuan, yang berbeda cara, cara masing-masing pemimpin, itu pilihan masing-masing pemimpin, itulah pemerintahan yang ada, kondisi yang ada," ujar JK.
Aparat Netral
Selain itu, JK menanggapi pertanyaan soal kekhawatiran aparat tidak netral jika presiden cawe-cawe. JK mendukung pemerintah melarang aparat tidak ikut campur agar Pemilu berjalan jujur dan adil.
"Oh tidak, kemarin saya baca dijelaskan, pemerintah justru menjaga agar jangan aparat itu campur tangan dalam pemilu, itu bagus, kalau itu yang dijelaskan oleh Machmudin itu bagus, justru diharapkan itu. Tidak ikut campur dan aparat tidak campur hanya sebagai wasit, itu yang kita dukung," ujar JK.
Sebelumnya, Jokowi mengaku akan tetap cawe-cawe demi bangsa dan negara. Jokowi mengatakan tak akan mengotori demokrasi.
"Demi bangsa dan negara saya akan cawe-cawe, tentu saja dalam arti yang positif," ucap Jokowi di Istana Negara, Senin (29/5).
Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para pemimpin redaksi sejumlah media serta content creator seperti Akbar Faisal, Helmy Yahya, dan Arie Putra. Jokowi menegaskan cawe-cawe yang dimaksud tentu masih dalam koridor aturan.
"Saya tidak akan melanggar aturan, tidak akan melanggar undang-undang, dan tidak akan mengotori demokrasi," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan cawe-cawe yang dimaksud terkait Pemilu 2024. Jokowi beralasan Indonesia hanya memiliki waktu 13 tahun ke depan demi menjadi negara maju.
Keterangan resmi dari Istana menyebutkan konteks ucapan Jokowi soal cawe-cawe negara dalam Pemilu adalah Presiden ingin memastikan pemilu serentak 2024. Dan Presiden juga berkepentingan agar Pemilu berjalan dengan baik tanpa meninggalkan polarisasi.
Selain itu, Jokowi ingin agar presiden ke depan mengawal dan melanjutkan kebijakan strategis seperti pembangunan IKN dan hilirisasi. Jokowi juga berharap peserta pemilu berkompetisi dengan fair. Untuk itu Jokowi meminta TNI-Polri dan ASN untuk netral.
Jokowi akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Jokowi juga akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya.
Lihat Video: PD soal Jokowi Bakal Cawe-cawe: Tidak Pas dan Berlebihan