Bareskrim Bilang Narkoba 'Zombie' Belum Terdeteksi di RI: Kami Antisipasi

Bareskrim Bilang Narkoba 'Zombie' Belum Terdeteksi di RI: Kami Antisipasi

Rumondang Naibaho - detikNews
Senin, 29 Mei 2023 18:17 WIB
Wakil Direktur (Wadir) Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Jayadi
Kombes Jayadi (Rumondang/detikcom)
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) tengah digemparkan oleh narkotika yang membuat penggunanya bak berubah menjadi 'zombie'. Wakil Direktur (Wadir) Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Kombes Jayadi menyatakan narkotika tersebut belum terdeteksi di Indonesia.

Jayadi menuturkan, dalam narkoba jenis Flakka, terdapat kandungan fentanil. Fentanil disebut memiliki efek samping membuat penggunanya berperilaku seperti zombie.

"Flakka itu di dalamnya kandungannya ada fentanil. Fentanil itu merupakan narkotika, di Amerika lagi booming, pertanyaannya apakah di Indonesia sudah mewabah atau sudah masuk ke Indonesia? Sampai dengan hari ini, sampai dengan saat ini kita belum menemukan," kata Jayadi kepada wartawan di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (29/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyatakan fenomena yang terjadi di Amerika itu pun juga dibahas saat Rapat Kerja Teknis (Rakernis) 2023 yang diselenggarakan di Badung, Bali, Rabu (24/5) lalu.

"Kemarin pada saat Rakernis di Bali juga kita mengimbau kepada seluruh jajaran untuk mengantisipasi apa yang terjadi di Amerika dan sekitarnya terkait dengan peredaran fentanil yang ada di sana," pungkasnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, diberitakan detikHealth, kasus narkoba zombie mewabah di Amerika Serikat, khususnya di New York dan Los Angeles. Narkotika zombie ini diketahui adalah obat tranq yang dikenal dengan xylazine, wabah yang dilaporkan di AS menunjukkan banyak di antara mereka mencampur tranq dengan fentanil yang berujung efek serius.

Pemerintah AS telah menetapkan kombinasi narkoba ini sebagai ancaman baru, lantaran kasus overdosis dan kematian di penjuru AS terus mengalami peningkatan. Hal ini disampaikan secara langsung oleh dr Rahul Gupta, Direktur White House Official of National Drug Control Policy (ONDCP) melalui laman resmi White House.

"Sebagai seorang dokter, saya merasa khawatir atas dampak yang ditimbulkan dari kombinasi fentanyl-xylazine ini. Dan sebagai penasihat kebijakan obat-obatan Presiden Biden, saya sangat khawatir terhadap ancaman yang bisa ditimbulkan terhadap negara," ungkap dr Gupta.

"Dengan mendeklarasikan bahwa campuran xylazine dan fentanyl ini sebagai suatu ancaman, kami bersikap proaktif untuk menyelamatkan nyawa dan membuat alat baru bagi kesehatan masyarakat dan keselamatan publik di penjuru negeri," sambungnya.

(knv/knv)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads