Drama Klasik ART, Dari PHP Usai Mudik hingga Pergi Tanpa Pamit

Sudut Pandang

Drama Klasik ART, Dari PHP Usai Mudik hingga Pergi Tanpa Pamit

Nada Celesta - detikNews
Senin, 29 Mei 2023 06:54 WIB
Jakarta -

Bernadine Amanda bukannya ogah mengerjakan urusan rumah sendiri. Namun sejak buah hatinya lahir, ia butuh tambahan tangan untuk menyelesaikan urusan domestik. Lagipula, sering kali ia dan suaminya pulang terlalu larut. Manda tidak punya banyak waktu dan tenaga untuk mengurus rumahnya. Sisa waktunya dalam sehari, harus dihabiskan dengan putranya.

Memiliki pramuwisma adalah jalan keluar baginya. Sayang, mencari Asisten Rumah Tangga (ART) yang cocok ternyata tak semudah bayangan Manda. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu dua tahun, ia sudah delapan kali berganti ART. Bahkan, salah satu pembantu yang ia pekerjakan ada yang bertahan dua malam saja di rumahnya.

"Ada yang benar-benar kabur malah. Waktu itu saya di rumah, dia pamitnya ke warung, mau belanja. Tapi ternyata nggak balik. Jadi cuma bilang, WA (Whatsapp, red), 'Bu maaf ya, saya udah nggak bisa balik lagi,'gitu. Waktu dia WA itu nggak tahu posisinya udah di mana. Dan, udah habis dia WA kayak gitu, udah, nomor saya udah di-block aja. udah WA centang satu, gitu," kenang Manda di program Sudut Pandang detikcom Senin, 29 Mei 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal inilah yang membuat Manda kerepotan. Kepergian ART yang terlalu mendadak membuat Manda harus segera mencari penggantinya. Padahal, perlu waktu untuk mendatangkan ART dari luar kota. Menurut pengalamannya, kejadian semacam ini disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari urusan keluarga, faktor kesehatan, atau alasan lain yang sebenarnya hanya menutupi alasan utama: tidak betah.

Sementara itu, perkara lain yang menjadi momok adalah ketika masa mudik tiba. Manda menuturkan, saat-saat seperti itu, dirinya kerap cemas apakah sang pramuwisma akan kembali kepadanya tepat waktu.

ADVERTISEMENT

"Jadi setelah mudik, ternyata nggak balik lagi, gitu. Biasanya mereka udah janji tuh balik tanggal segini. Ternyata waktu di-follow up, nggak kejadian. Bahkan, ibaratnya, harus saya yang nyimpulin sendiri. Nggak yang benar-benar terbuka, gitu," terang Manda.

"Kalau saya, di titik ini malah sudah menyimpulkannya, orang kalau emang udah mau pergi tuh ya pergi aja sebenarnya, ya," lanjutnya lirih.

Fenomena ART yang diam-diam pergi masuk dalam bahasan pemerintah. Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) RI No. 2 Tahun 2015, terdapat sembilan hak yang harus dipenuhi pengguna jasa, serta empat kewajiban yang perlu dilakukan oleh ART. Salah satunya berbunyi, "Memberitahukan kepada Pengguna dalam waktu yang cukup apabila PRT akan berhenti bekerja." Namun, nyatanya masih banyak pengguna jasa yang tidak mendapat pemberitahuan saat ART-nya hendak berhenti bekerja. Meski, hak-hak mereka tidak pernah diabaikan.

Manda bukanlah satu-satunya orang yang merasa kesulitan untuk memperoleh asisten rumah tangga. Kebutuhan sebagian kalangan masyarakat yang membutuhkan ART, dilirik sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.

Para pebisnis membuka yayasan dan penyalur ART untuk memasok kebutuhan masyarakat. Mereka berperan sebagai 'biro jodoh' untuk mempertemukan pemilik rumah dengan pembantu yang cocok.

Atep Jaenuddin adalah salah satunya. Melalui CV Jasa Mandiri rintisannya (www.penyalurkerja.com), ia sudah menyalurkan pekerja rumah tangga ke rumah-rumah di Jabodetabek sejak 2010.

"Biasanya ya, pas permintaan paling banyak itu pas habis lebaran dan sebelum lebaran, gitu. Kalau sebelum lebaran, ketika ART yang lama pulang, ngambil infal (ART pengganti, red)," jelas Atep.

Sebagai penyedia tenaga kerja domestik, Atep menerapkan kualifikasi tertentu yang harus dimiliki ART di bawah naungannya. Mulai dari keharusan memiliki Kartu Tanda Penduduk, mendapat izin keluarga, serta berusia 18 tahun ke atas. Sebelum terjun ke lapangan, para tenaga kerja ini juga diberi pelatihan selama dua minggu, yang meliputi latihan kerja domestik, serta pelatihan komunikasi.

Atep juga menyadari tingginya angka keluar-masuk ART di rumah kliennya. Oleh karena itu, ia menawarkan garansi tiga kali penggantian ART apabila ada ketidakcocokan.

"Peraturan yang berlaku sekarang, Permenaker no. 2 tahun 2015, di situ tercantum juga, bentuk-bentuk perlindungan terhadap pekerja rumah tangga, gitu. Salah satunya, contoh, pekerja rumah tangga, apabila tidak kerasan harus kita ambil. Dan kita berkewajiban menyiapkan penggantinya untuk mengganti yang tidak cocok," terang Atep.

Adanya fitur-fitur tersebut membuat jasa penyalur pramuwisma jadi salah satu opsi yang diambil pengguna jasa. Adanya pelatihan serta garansi bisa memberi rasa aman bagi mereka yang ingin mempekerjakan ART.

Rasa aman ini juga yang akhirnya mendorong Manda menggunakan jasa yayasan penyalur. Meski mencari ART yang cocok masih terasa sulit, paling tidak, adanya fitur garansi mengurangi kekhawatiran Manda.

"Kita udah mencoba berbagai cara yang lain, dan nggak berhasil. Jadi kita coba, kayaknya kalau yayasan ini ada, at least ada, kita ngerasa ada security di situ. Karena kita merasa rata-rata pada nggak tahan lama, ya. Kan keuntungannya kalau dari yayasan itu kita dapat penggantinya cepat," jelas Manda.

(nel/vys)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads