Penumpang di Stasiun Serpong, Tangerang Selatan, harus melipir ketika melewati peron 3 dan 4 karena saking sempitnya akses jalan. Anggota DPR mendorong penataan ulang Stasiun Serpong.
"Desain dan tata letak Stasiun Serpong sudah saatnya dilakukan pembaruan (re-design) seiring dengan perkembangan jumlah pengguna CommuterLine yang naik dan turun di stasiun ini," ujar anggota Komisi VI DPR Fraksi PKS Amin Ak kepada wartawan, Jumat (26/5/2023).
Dengan perkembangan kawasan Serpong, maka stasiun yang direnovasi pada Juli 2007 itu, tambah Amin, sudah harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penataan Stasiun Serpong bisa meniru Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat yang dulunya sempit namun menjadi luas dan modern setelah penataan," tambah Amin.
Penataan, terang Amin, bukan hanya pada peron tempat naik dan turunnya penumpang, namun juga desain dan tata letak, serta area parkir dan pintu masuk.
"Karena itu saya mendesak PT KAI untuk menataulang stasiun Serpong agar lebih nyaman dan aman bagi penumpang yang terus bertambah setiap tahunnya," kata Amin.
"Selain untuk kenyamanan penumpang, penataan juga untuk efisiensi pemanfaatan ruang agar bisa dikombinasikan dengan bisnis di area stasiun yang bisa dikelola PT KAI atau anak perusahaan, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI)," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan pantauan detikcom, Jumat (26/5/2023) pagi, jalan peron yang sempit itu ada di peron 3 dan 4. Jalan peron tampak begitu sempit. Ukurannya tak pas untuk dua kaki orang dewasa.
Penumpang yang turun dari pintu gerbong 7 dan 8 harus melewati jalan peron yang sempit itu. Jalan peron ini sempit lantaran terhalang bangunan tangga.
Penumpang yang melewati jalan peron ini harus berhati-hati agar tidak terjatuh. Penumpang harus berpegangan pada bangunan tangga.
Simak juga 'Saat Komentar Anggota DPR Usai Coba Naik KRL di Jam Masuk Kerja':