Sederet Langkah ASEAN-BAC Dorong Pembangunan Berkelanjutan Sektor Bisnis

Sederet Langkah ASEAN-BAC Dorong Pembangunan Berkelanjutan Sektor Bisnis

Yudistira Perdana Imandiar - detikNews
Selasa, 23 Mei 2023 16:01 WIB
Arsjad Rasjid
Foto: Kadin Indonesia
Jakarta -

ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) mendorong implementasi pembangunan berkelanjutan di sektor bisnis dan swasta di seluruh ASEAN melalui inisiatif-inisiatif inovatif dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan. Pembangunan berkelanjutan digalakkan negara-negara ASEAN untuk mengurangi dampak dari ancaman perubahan iklim.

Pembangunan berkelanjutan telah menjadi visi bersama para pemimpin ASEAN saat KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo. Hal itu mencakup pengurangan emisi karbon, promosi industri hijau, dan pemanfaatan energi terbarukan, seperti kendaraan listrik (EV).

Selain KTT ASEAN, prioritas untuk memprioritaskan pembangunan berkelanjutan juga baru-baru ini diadvokasi dalam pertemuan G7 di Hiroshima, Jepang. Secara global, pembangunan berkelanjutan menjadi kebutuhan untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik dan lebih hijau bagi ekonomi, industri, lingkungan, dan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Policy Manager untuk Sustainable Development Working Group Radju Munusamy menyatakan ada tiga prioritas utama dalam mencapai net zero emission, antara lain mengembangkan pemahaman dan kerangka kerja bersama untuk net zero, memanfaatkan sustainable financing, dan memungkinkan transisi energi yang adil dan terjangkau.

"ASEAN sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, sehingga penting bagi ASEAN untuk bekerja sama memiliki sebuah rencana aksi bersama yang dapat diadopsi dan diimplementasikan oleh para pemangku kepentingan dalam perjalanan mencapai net zero. Melalui kepemimpinan ASEAN-BAC, ASEAN Taxonomy Versi 2 menuju net zero telah dirilis pada Maret 2023 dan dirancang untuk memungkinkan transisi yang adil menuju adopsi keuangan berkelanjutan oleh negara anggota ASEAN. Hal ini akan membantu menyelaraskan klasifikasi kegiatan dan aset berkelanjutan di seluruh ASEAN," papar Radju dalam keterangan tertulis, Selasa (23/5/2023).

ADVERTISEMENT

Sebagai upaya konkret dari komitmen tersebut, ASEAN-BAC telah meluncurkan proyek-proyek berkelanjutan untuk mendukung bisnis dalam mengurangi emisi karbon dan bertransisi ke masa depan yang berkelanjutan. Inisiatif-inisiatif yang dibuat termasuk ASEAN Net Zero Hub dan ASEAN Carbon Center of Excellence.

"ASEAN Net Zero Hub memberikan platform bagi para pemangku kepentingan untuk bertukar pengetahuan dan praktik terbaik dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas karbon. Kolaborasi antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil ini mendorong dekarbonisasi di sektor industri ASEAN," terang Legacy Lead untuk ASEAN Net Zero Hub Muhammad Yusrizki.

Sementara itu, Legacy Lead untuk ASEAN Carbon Center of Excellence Dharsono Hartono menyoroti signifikansi proyek tersebut. Ia menyampaikan ASEAN Carbon Center of Excellence memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik tentang solusi berbasis alam dan perdagangan karbon.

"Dengan membangun jaringan yang kuat antara pelaku pasar, kami mendorong tujuan iklim ASEAN dan mempromosikan ekonomi hijau melalui solusi berbasis alam," ungkap Dharsono.

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menuturkan negara-negara di wilayah ASEAN yang rentan terhadap perubahan iklim sepakat untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan sebagai isu utama. Oleh sebab itu, kata dia, kerja sama dengan sektor bisnis dan swasta dinilai sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, dan ASEAN-BAC sepenuhnya berkomitmen untuk mendukung upaya tersebut.

Melalui proyek-proyek berkelanjutan yang diinisiasi, Arsjad menyatakan ASEAN-BAC menunjukkan komitmennya dalam mendorong industri yang berkelanjutan dan hijau. Mempromosikan pembangunan berkelanjutan di sektor swasta ditegaskannya merupakan hal penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

"Transisi membutuhkan komitmen besar dan harus kita bayar mahal. Tapi memang harus kita lakukan karena manfaatnya akan dirasakan oleh anak cucu kita di masa mendatang. Terlebih ASEAN menyumbang sekitar 8% emisi karbon global dan termasuk dalam kawasan yang rentan terhadap perubahan iklim. Karena itu kita harus ambil tindakan dari sekarang," tutur Arsjad.

Untuk menjalin kemitraan dan tindakan konkret untuk inisiatif-inisiatif ini, ASEAN-BAC telah melibatkan delapan negara, termasuk Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Kamboja, Brunei, Myanmar, dan baru-baru ini dengan Britania Raya.

Arsjad melanjutkan, inisiatif Roadshow ASEAN, yang meliputi Malaysia, Filipina, Vietnam, Kamboja, Brunei, dan Myanmar, bertujuan untuk meningkatkan integrasi regional dan menjadikan negara-negara ASEAN sebagai pusat utama kendaraan listrik (EV). Upaya bersama Indonesia, Filipina, dan Vietnam, yang menyumbang 31% produksi nikel global, memiliki potensi mengendalikan lebih dari 50% cadangan nikel, memperkuat posisi mereka di industri EV.

Selanjutnya, jelas Arsjad, Brunei dengan lokasinya yang strategis di Pulau Borneo memiliki visi besar untuk menjadi pusat hijau yang menonjol di ASEAN dengan memprioritaskan pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan ekosistem rendah karbon dan solusi berbasis alam. Adapun Kamboja memiliki pasar EV yang berkembang pesat dan telah memberlakukan insentif untuk mengurangi bea masuk kendaraan listrik, menjadikannya sekitar 50% lebih murah daripada kendaraan konvensional.

Selanjutnya Myanmar dengan cadangan mineral langka seperti disprosium dan terbium yang melimpah sangat penting untuk pembuatan EV yang ringan. Sumber daya itu, kata Arsjad, memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi upaya pembangunan berkelanjutan di wilayah ini.

Selain itu, ASEAN-BAC juga melakukan roadshow di berbagai negara mitra ASEAN, termasuk Britania Raya. Dalam upaya ASEAN dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, ASEAN-BAC mengundang para pengusaha Britania untuk berinvestasi dalam pengurangan karbon. Dengan memanfaatkan prestasi dan pengalaman Britania Raya sebagai pionir karbon sukarela yang diinisiasi oleh Bank of England, Arsjad menyebut Britania Raya menjadi pintu gerbang bagi ASEAN-BAC untuk mencapai negara-negara Eropa.

"Pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan haruslah beriringan. Apa yang baik untuk bisnis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat harus baik juga bagi kelangsungan planet kita. Karena itu ASEAN-BAC mendorong sektor swasta untuk ikut menciptakan perekonomian regional yang lebih hijau dan maju," ujar Arsjad.

Selain roadshow, strategi lain yang dijalankan ASEAN-BAC untuk terus menjalin kemitraan dengan para sektor bisnis dan swasta di dalam dan luar ASEAN adalah lewat ASEAN Business Investment Summit (ABIS) dan ASEAN Business Awards (ABA) 2023 pada 3-4 September mendatang. Dalam ABIS 2023 akan ada berbagai acara seperti forum investasi, diskusi panel dengan tokoh penting dan pemimpin dunia, CEO, hingga adanya pertemuan bilateral dan multilateral. Sementara itu, untuk ABA 2023 akan menjadi wadah penghargaan bagi sektor bisnis dan swasta di ASEAN melalui delapan prioritas penghargaan.

Halaman 2 dari 2
(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads