Bamsoet: Indonesia Harus Siap Hadapi Berbagai Tantangan Dunia Digital

Bamsoet: Indonesia Harus Siap Hadapi Berbagai Tantangan Dunia Digital

Inkana Izatifiqa R. Putri - detikNews
Sabtu, 20 Mei 2023 20:01 WIB
MPR RI
Foto: dok. MPR RI
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan ancaman perang generasi kelima (G-V). Hal ini mengingat kebijakan pertahanan dan keamanan negara pascaperang dingin tidak lagi berfokus pada isu persaingan ideologis blok barat dan timur.

Bamsoet juga menjelaskan arus demokratisasi dan interdependensi, serta isu lingkungan turut berperanan penting dalam mengubah pola interaksi antarnegara. Adapun semuanya terangkai dalam konstruksi globalisasi sebagai impuls utamanya.

"Perubahan fokus isu secara signifikan mengubah peta geopolitik dan geostrategi hampir di seluruh kawasan. Diikuti instabilitas yang potensial menjadi ancaman bagi eksistensi sebuah negara. Kondisi tersebut memaksa seluruh negara untuk menata ulang sistem keamanannya. Isu keamanan menjadi lebih komprehensif dan berorientasi global," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Sabtu (20/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Peluncuran 58 Judul Buku Dalam Rangka Hari Jadi ke-58 Lemhannas di Jakarta, Sabtu (20/5). Dua judul buku yang diluncurkan di antaranya buku 'Indonesia Menghadapi Geo V' karya Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto dan buku 'Geopolitik Bung Karno' karya Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Bamsoet mengatakan saat ini evolusi peperangan dunia sudah melalui lima generasi. Pada perang generasi pertama, dunia dihadapkan pada peperangan padat manusia, seperti saat penjajahan kolonial.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, perang generasi 2 dihadapkan pada manuver dan tembakan serta alat berat militer lainnya, seperti terjadi pada Perang Dunia I dan II. Perang generasi 3 dihadapkan pada padat teknologi seperti yang terjadi pada perang Teluk. Sementara pada perang generasi 4 berupa Peperangan Asimetris dengan menggunakan kekuatan nonmiliter.

Ia pun mengungkapkan saat ini dunia sedang menghadapi perang G-V berupa peperangan siber dan informasi.

"Bangsa Indonesia harus siap menghadapi berbagai tantangan dunia digital, seperti Metaverse yang dapat mengancam keamanan, pertahanan, dan kedaulatan Indonesia. Karena itu, sangat penting bagi aparat keamanan untuk dapat menguasai artificial intelligence, cloud computing, hingga blockchain. Terlebih, dunia saat ini sedang menghadapi perang generasi kelima berupa peperangan siber dan informasi di dunia digital atau yang dikenal juga dengan cyber warfare," ungkap Bamsoet.

Dengan menggunakan kekuatan siber yang dikendalikan dari jauh, Bamsoet menerangkan sebuah negara bisa melumpuhkan objek vital negara lainnya, mulai dai pembangkit listrik, cadangan minyak, hingga operasional alutsista militer.

Di samping itu, serangan siber bisa membuat jaringan telekomunikasi dan internet di negara lain mati total, digital perbankan kacau, radar militer maupun penerbangan sipil tidak bisa digunakan.

"Dunia pernah dihebohkan dengan berbagai kasus serangan melalui dunia digital. Semisal, pada 7 Mei 2021, terjadi serangan ransomware yang menargetkan jaringan pipa bahan bakar terbesar di Amerika Serikat. Pada 9 Februari 2022, terjadi serangan sim swapping yang menargetkan korban terkenal di Amerika Serikat. Pencurian tersebut diyakini mencapai USD 100 juta dalam bentuk kripto. Sementara pada 29 Maret 2022, dilaporkan serangan hacker berhasil mencuri aset kripto senilai lebih dari USD 615 juta atau sekitar Rp 8,8 triliun dari Ronin Network, sebuah sidechain dari blockchain Ethereum," ungkapnya.

Situasi geopolitik internasional saat ini pun disebutnya sedang 'memanas'. Hal ini terlihat dari perang Rusia-Ukraina, ketegangan China-Taiwan, potensi konflik di semenanjung Korea, ketegangan Turki-Yunani yang dipicu oleh militerisasi kawasan laut Aegea, serta kehadiran militer China di kawasan Laut China Selatan yang dapat memantik ketegangan AS-China.

"Pergeseran geopolitik global juga diwarnai oleh beberapa fenomena, di antaranya oleh ambisi China untuk menasbihkan diri sebagai pemimpin dunia pada tahun 2049. Untuk mewujudkan visi 2049 tersebut, salah satu upaya yang dilakukan China adalah menaikkan anggaran belanja untuk militer. Misalnya pada pada tahun 2021 anggaran belanja militer China mencapai 230 miliar Dollar AS. Angka ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Rusia sebesar 154 miliar Dollar AS, Inggris sebesar 68 miliar Dollar AS dan Jerman sebesar 50 miliar Dollar AS," pungkas Bamsoet.

Sebagai informasi, turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Menkopolhukam Mahfud MD, Menkumham Yasonna Laoly, MenPAN-RB Abdullah Azwar Anas, Menhub Budi Karya Sumadi serta Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads