Kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada puncak Musyawarah Relawan (Musra) di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, (14/5) menuai sorotan. Terlebih Jokowi menyampaikan secara lantang mendukung agenda relawan mengusulkan calon suksesor pemimpin RI, mengimbangi langkah politik elite.
"Karena yang kita dengarkan adalah suara rakyat, suara akar rumput, bukan suara elite, kenapa ini dilakukan? Karena Musra ini dilakukan karena kita semua cinta bangsa ini," demikian petikan pidato Jokowi di depan para relawan.
Pernyataan Jokowi menuai multitafsir karena Presiden Jokowi adalah kader PDI Perjuangan, partai yang sudah mendeklarasikan satu calon presiden (capres), Ganjar Pranowo. Sementara, Musra mengusulkan tiga nama Capres kepada Jokowi, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Airlangga Hartarto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya soal dukungan terhadap adanya nama capres lain selain Ganjar. Sorotan juga tertuju pada pernyataan Jokowi tentang sosok pemimpin yang ideal.
"Kita tahu keadaan dunia, ketidakpastian global sampai diperkirakan sampai 5-10 tahun yang akan datang itu masih akan terjadi, Sehingga, sekali lagi, nakhodanya itu harus nakhoda yang berani, berani mengambil risiko untuk kepentingan negara ini, untuk kepentingan untuk bangsa ini," pungkas Jokowi berapi-api.
Dalam Catatan detikcom, Presiden Jokowi kerap mengungkap kode-kode pemimpin negeri jelang Pilpres 2024 di depan relawan. Ia sempat menyebut ciri fisik pemimpin dan yang terbaru mengungkapkan sifat pemimpin yang tepat bagi bangsa.
Banyak yang menilai sosok itu lekat pada Ganjar Pranowo, namun ada juga yang menafsirkan sosok itu Prabowo Subianto. Terlebih, seusai acara Musra, Jokowi menunjukkan momen keakraban dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam acara Penanaman Mangrove Nasional di Jakarta Utara, Senin (15/5).
Ketika disinggung pertanyaan sosok menteri yang nyapres, Jokowi hanya mengingatkan agar tidak langgar aturan. Ia juga menyebut seharusnya pertanyaan itu untuk Prabowo Subianto.
"Khusus yang ini tadi, nanti tolong ditanya juga ke Pak Prabowo," ujar Jokowi.
Sejatinya Jokowi akan menentukan satu dari tiga nama capres 2024 hasil pilihan Musra. Jokowi, yang juga kader PDI Perjuangan, kembali menutup rapat mulut pilihan hasil Musra Relawan Jokowi.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai Jokowi menyadari posisinya sebagai kader partai. Di sisi lain, Jokowi juga dianggap Adi sedang berupaya menunjukkan wajahnya sebagai presiden dan negarawan yang mengayomi banyak orang di sekitarnya.
"Jokowi itu adalah kader PDIP, jadi secara pribadi preferensi politiknya pasti ke Ganjar Pranowo. Nggak mungkin Jokowi itu tidak mendukung Ganjar Pranowo, itu yang paling penting," kata Adi Senin (15/5/2023).
"Artinya, kalau the end of the day-nya yang bisa maju itu all Jokowi's men, saya kira para relawan ini akan disebar ke sejumlah nama mendukung Ganjar, kemudian mendukung Prabowo dan mungkin juga akan mendukung Airlangga Hartarto. Karena Jokowi tentu nggak akan ambil pusing kalau yang maju itu all Jokowi's men, Pak Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, dan Ganjar," tambahnya.
Tidak sedikit kalangan menilai langkah, pidato hingga gestur Presiden Jokowi sebagai cawe-cawe Pilpres 2024. Pasalnya, nama capres dan cawapres hasil Musra sudah di tangan Jokowi.
Lalu, akankah Jokowi benar-benar memanfaatkan hasil Musra sebagai senjata politiknya?, benarkan manuver itu sebagai upaya mewujudkan all Jokowi's men di pentas pilpres nanti?
Adu Perspektif malam ini membahas 'Ujung Kode-kode Jokowi' bersama Budi Arie Setiadi (Ketum Projo), Panda Nababan (politikus senior PDI Perjuangan), Jansen Sitindaon (Wasekjen Partai Demokrat), Andy Budiman (Waketum PSI), dan Burhanuddin Muhtadi (Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia). Acara ditayangkan secara live dari detikcom Rabu, 17 Mei 2023, pukul 20.00 WIB.
(ed/edo)