Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Welfizon Yuza bicara soal wacana kenaikan tarif bus TransJakarta yang diusulkan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ). Dia mengatakan urusan tarif bukan domain Direksi TransJ.
"Kalau kenaikan tarif bukan domainnya di kami, karena itu kan sebenarnya usulan dari sebelum DTKJ itu. Jadi kita tidak punya kapasitas untuk berkomentar terhadap rencana yang sedang di DTKJ itu," kata Welfizon di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (15/5/2023).
Dia mengatakan PT TransJakarta hanya meneruskan survei DTKJ soal rencana kenaikan tarif. Welfizon juga menyerahkan urusan hasil survei itu kepada DTKJ.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu meneruskan dari survei yang dilakukan oleh DTKJ dan DTKJ minta dilakukan test the water, kira-kira dengan rencana kenaikan seperti apa," jelasnya.
Diketahui, usulan kenaikan tarif disampaikan oleh Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ). Pasalnya, sejak 2007, tarif bus TransJakarta tak pernah naik dan bertahan di angka Rp 3.500.
DTKJ mengusulkan tarif TransJakarta naik di jam-jam sibuk, yakni Rp 4.000 pada pukul 07.01-10.00 WIB dan Rp 5.000 pada pukul 16.01-21.00 WIB. Lewat survei, TransJakarta pun menyerap aspirasi pengguna layanan terkait usulan kenaikan tarif ini.
"Adanya usulan penyesuaian tarif TransJakarta dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menjadi Rp 4.000 dan Rp 5.000 pada waktu sibuk (07:01-10:00 dan 16:01-21:00)," tulis TransJakarta dalam salah satu unggahan di Instagram, Senin (10/4).
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku tak tahu menahu perihal wacana kenaikan tarif TransJakarta. Diketahui, keputusan kenaikan tarif TransJakarta ada di tangan Pemprov DKI Jakarta.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
TransJ Bikin Jaminan Waktu Tempuh Sejumlah Rute
Direktur Operasi dan Keselamatan TransJakarta Daud Joseph mengatakan waktu tempuh 35 menit akan diupayakan di beberapa titik di setiap wilayah Jakarta. Sebagai contoh, waktu tempuh dari Ragunan menuju Kuningan, Jakarta Selatan, bisa ditempuh selama 35 menit.
"Jadi kita akan coba untuk memecahkan rekor 35 menit dari beberapa titik di wilayah Jakarta, dari Selatan menuju ke tengah itu biasanya ikon Jaksel itu adalah daerah-daerah Ragunan (dan) Fatmawati dan sekitarnya itu kita akan buat program perbandingan antar naik moda kendaraan non-TransJakarta dengan TransJakarta dari Ragunan kita akan tembus ke Kuningan dengan jaminan waktu tertentu," kata Joseph.
Jaminan waktu tempuh juga ditetapkan di wilayah lainnya. Seperti kawasan Cililitan, Jakarta Timur, menuju Kuningan, Jakarta Selatan hingga Penjaringan, Jakarta Utara, menuju Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Joseph mengatakan jaminan waktu tempuh bisa ditetapkan berbeda tergantung lokasinya.
"Begitu juga daerah barat, barat tuh identik dengan kawasan Kalideres-Daan Mogot ambil ke daerah Monas juga, satu lagi daerah yang padat daerah Grogol akan kita tembuskan ke Semanggi dengan jaminan tertentu. Jaminan waktunya berapa, itu kejutan yang masih belum di buka," jelasnya.
Joseph menyebut 35 menit merupakan angka psikologis yang ada di pikiran masyarakat. Angka ini dihitung dari perkiraan waktu tempuh masyarakat dari rumah menuju ke halte terdekat hingga sampai ke tujuannya.
"Kenapa 35 menit? Karena 35 menit adalah angka psikologis yang selama ini ada di benak masyarakat bahwa saya harusnya kalau dari rumah sampai ke tempat kerja nggak boleh lebih dari 1 jam. Jadi 25 menitnya adalah jarak dari rumah dia menuju arah halte TransJakarta lalu kemudian 35 menitnya dari Halte TransJakarta menuju ke halte-halte tengah kota, jadi dari situ harusnya secara psikologis orang keluar dari rumah sampai ke tempat kerja tuh tidak lebih dari satu jam," ujarnya.