Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat menjadikan Hari Keluarga Nasional untuk memperkuat ketahanan keluarga. Terutama di era kemajuan teknologi yang harus diakui punya manfaat positif dan dampak negatif.
"Kemajuan teknologi membawa dampak yang luar biasa pada aspek kehidupan tanpa terkecuali. Digitalisasi memunculkan beragam persoalan baru yang harus kita waspadai. Untuk itu ketahanan keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk membangun perlindungan diri dari unit terkecil yakni keluarga," kata Khofifah dalam keterangan tertulis, Senin (15/5/2023).
Di sela-sela kunjungan ke Hong Kong, Khofifah mengatakan keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Dari keluarga, terbangun interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga. Tak hanya itu, keluarga merupakan sumber pendidikan utama bagi anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada dasarnya titik rentan dari kekuatan seseorang adalah terletak pada rantai terlemah. Ibarat rangkaian, kekuatan rantai ditentukan oleh mata rantai terlemah, bukan mata rantai terkuat. Jika ada satu saja rantai yang lemah, maka putuslah yang sebetulnya punya kekuatan itu. Nah itulah pentingnya keluarga sebagai salah satu sumber kekuatan kita dalam membangun perlindungan diri," tutur Khofifah.
Menurutnya, peringatan Hari Keluarga Internasional pada 15 Mei ini bertujuan untuk mengingatkan pentingnya peran keluarga yang menjadi tempat seseorang berasal dan juga berkumpul.
"Peran keluarga yang baik menjadikan jati diri seseorang juga menjadi baik. Ketika ada persoalan sosial maupun psikologis, maka keluarga akan menjadi support system. Namun jika ia tidak memiliki ketahanan keluarga yang baik, maka ketika ada masalah, akan ada kekosongan dalam diri seseorang yang membuatnya menjadi lebih rentan terkena godaan-godaan tertentu," imbuhnya.
Tidak hanya itu, dalam peringatan Hari Keluarga Internasional Khofifah juga mengajak masyarakat mendukung Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas empat area prioritas yang meliputi penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan penyakit menular; dan penanggulangan penyakit tidak menular.
Terdapat 12 indikator utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga yakni keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB), ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, dan penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar.
Kemudian penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga mempunyai akses sarana air bersih dan keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.
"Membangun keluarga yang hebat dimulai dengan membangun keluarga yang sehat. Untuk itu, kesehatan anggota keluarga baik sejak seorang ibu hamil sampai dengan masa pertumbuhan seorang anak sangat penting untuk melahirkan generasi yang cerdas dan kuat," ungkap Khofifah.
(prf/ega)