Berharap Lolos dari Kejaran Polisi, Tukul Pembacok Pelajar Minta Bantuan Dukun

Berharap Lolos dari Kejaran Polisi, Tukul Pembacok Pelajar Minta Bantuan Dukun

M Solihin - detikNews
Jumat, 12 Mei 2023 20:46 WIB
Polisi menangkap eksekutor atau pelaku utama pembacokan siswa SMK di Kota Bogor. Ia adalah ASR atau Tukul yang ditangkap di Yogyakarta, Kamis (11/5/2023).
Pelaku utama pembacokan, Tukul (M. Solihin/detikcom)
Bogor -

ASR alias Tukul, eksekutor pembacokan pelajar di Simpang Pomad, Kota Bogor, sempat mendatangi seorang dukun di Cianjur setelah melakukan aksinya. Tukul meminta bantuan spiritual dari dukun agar tidak tertangkap polisi.

"Pelaku ini ke Cianjur setelah dari Bogor. Ketemu dukun berharap tidak bisa tertangkap. Kemudian lanjut ke Terminal Kampung Rambutan Jakarta, kemudian menuju Yogyakarta," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso saat menggelar jumpa pers di Mapolresta Bogor Kota, Jumat (12/5/2023).

Bismo menyebut Tukul memilih melarikan diri ke Yogyakarta karena menurutnya biaya hidup yang lebih murah. Untuk mengelabui polisi, Tukul mengganti namanya menjadi Dian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaku berpendapat kenapa ke Yogyakarta karena berpikir biaya hidup murah. Kemudian pelaku di Yogya sempat tidur di terminal-terminal, masjid-masjid, dan mengganti namanya jadi Dian. Mengaburkan namanya agar tidak dikenal sebagai ASR," beber Bismo.

"Di sana dia menjadi pengamen, upaya bertahan hidup. Lalu kerja di warung mi," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Meski sempat mendatangi dukun dan berharap tak ditemukan, tapi Tukul akhirnya tetap tertangkap. Tim Buser Polresta Bogor Kota meringkusnya saat sedang melayani pembeli di sebuah rumah makan.

"Saat diringkus baru 3 hari bekerja di warung makan, ditangkap saat melayani pembeli. Awalnya dia pengamen, terus dia ngelamar di warung makan, akhirnya diterima," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila.

Rizka menyebut Tukul melarikan diri ke Yogyakarta bermodal uang hasil penggelapan. Uang teman-temannya untuk pelunasan biaya pembuatan seragam kelompok, dibawa kabur untuk biaya hidup.

"Kenapa dia bisa lari ke Yogyakarta itu karena dia punya uang dan uang itu hasil menggelapkan uang temennya juga. Itu uang untuk bayar seragam, sebesar Rp 1 juta. Seragam kelompok dia itu, iya semacam geng," kata Rizka.

"Kalau soal ke Cianjur, dia datang siang lalu sore pulang lagi. Jadi dia memang di Cianjur itu ada guru spiritual. Terkait kejadian ini, dia ke sana minta bantuan secara spiritual agar tidak tertangkap. Tapi akhirnya tetap kita tangkap juga," tambahnya.

(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads