Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.
Diduga mengalami depresi, seorang ibu tega membunuh bayinya yang baru berusia tiga minggu di Kabupaten Rembang. Mayat bayi itu lalu dia gendong ke kantor polisi. Belakangan ibu itu mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Berikut fakta-fakta yang diketahui terkait kasus ibu bunuh bayi di Rembang yang berakhir sang ibu bunuh diri yang dirangkum detikcom:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Awal Mula Kasus Ibu Bunuh Bayi di Rembang
Kasus ibu bunuh bayi di Tritunggal, Rembang, ini terungkap saat sang ibu berinisial NA (26) tersebut berjalan kaki sambil menggendong bayinya menggunakan selendang menuju Mapolsek Rembang. Kejadian terjadi pada Selasa (9/5/2023) pukul 06.30 WIB.
"Dia lalu menyampaikan meminta tolong untuk menguburkan bayi yang digendong tersebut," kata Kapolres Rembang AKBP Suryadi saat dihubungi detikJateng, Rabu (10/5/2023).
2. Ibu Gendong Mayat Bayi ke Polsek Rembang
Anggota Polsek Rembang pihaknya lalu mengecek kondisi bayi yang digendong NA. Ternyata bayi malang itu sudah pucat dan meninggal dunia.
"Selanjutnya kami melakukan interogasi kepada Saudari NA," ujar Suryadi seperti dilansir detikJateng.
3. Ibu Mengaku Bunuh Bayinya dengan Dicekik
Kepada polisi, sang ibu yakni NA mengakui perbuatannya yang membunuh bayinya sendiri. NA mengaku membunuh sang bayi dengan cara dicekik lehernya. Polisi turut mengungkap alasan NA tega membunuh anaknya sendiri itu.
"Dia menyampaikan bahwa telah membunuh bayi yang digendong tersebut yang merupakan anak kandungnya sendiri dengan cara dicekik lehernya," ungkap Kapolres Rembang AKBP Suryadi kepada detikJateng.
"Alasannya bayi yang merupakan anaknya sendiri itu memiliki kelainan sejak lahir," imbuhnya.
4. Perilaku dan Ucapan Sang Ibu Berubah-ubah
Menurut Kapolres Rembang AKBP Suryadi, NA tampak meracau saat berada di Mapolsek Rembang. Perilaku dan ucapan NA juga berubah-ubah saat diinterogasi.
"Pada saat tersebut diketahui perilaku dan bahasa Saudari NA sering berubah-ubah dan cenderung meracau seperti orang depresi," kata Kapolres Rembang AKBP Suryadi.
Dari hasil autopsi di RSUD Rembang, ditemukan ada pembengkakan di pembuluh darah bayi itu. Jenazah bayi itu kemudian diserahkan ke keluarganya atau ayahnya di Kecamatan Rembang, untuk dimakamkan.
5. Polisi Cek Kejiwaan Sang Ibu di RSUD Rembang
Mengetahui kondisi NA tersebut, polisi membawanya ke RSUD Rembang untuk dilakukan perawatan. Menurut Suryadi, perilaku Na sejak awal ditemukan dalam kondisi depresi dan sering berteriak serta meracau.
"Pelaku (NA) yang sedari awal ditemukan di Polsek Rembang dalam kondisi depresi dan sering berteriak serta meracau kemudian dibawa ke UGD RSUD Rembang untuk dilakukan perawatan dan diobservasi dan dalam pengawasan dan perawatan di Poli Kejiwaan RSUD Rembang," terang Suryadi.
Simak berita lengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Ayah Tega Bunuh Anak Kandungnya Sendiri di Gresik':
6. Sang Ibu Tewas Gantung Diri di Kamar Mandi
NA, ibu yang tega bunuh bayinya sendiri itu kemudian mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kamar mandi, saat berada dii RSUD Rembang NA mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. NA ditemukan meninggal pada Rabu (10/5/2023) pukul 05.30 WIB.
"Ibunya meninggal, tadi pagi sekitar jam 5.30-an. Iya (bunuh diri)," kata Kasi Informasi di RSUD dr R Soetrasno Rembang, Tabah Tohamik saat dimintai konfirmasi detikJateng lewat pesan singkat.
Polisi mengungkapkan ibu bayi itu meninggal bunuh diri menggunakan tali perban di kamar mandi.
"Ibu ini melakukan bunuh diri dengan mengikatkan tali perban di lehernya di kamar mandi ruang observasi (RS)," jelas Kapolres Rembang AKBP Suryadi kepada wartawan.
7. Hasil Pemeriksaan Kejiwaan NA Diduga Depresi
Polisi beserta pihak medis telah memeriksa kejiwaan NA yang diduga depresi. Menurut keterangan polisi, NA diduga stres usai anaknya tak mau disusui.
"Anak ini dikatakan menderita sebuah penyakit, sehingga ibu ini stres kemudian pada saat disusui anak ini nggak mau. Maka ibu ini semacam marah atau dongkol sehingga anak ini dicekik sehingga meninggal. Kami berkoordinasi dengan rumah sakit untuk mengecek kejiwaan atau kondisi psikis terhadap ibu tersebut," jelas Suryadi.
8. Sosok Ibu Bayi Dikenal Baik oleh Tetangga
Tetangganya di Kecamatan Rembang menyebut NA sosok ibu yang bunuh bayinya sendiri itu merupakan sosok yang baik dan pekerja keras. NA diketahui menikah dengan suaminya selama delapan tahun dan dikaruniai dua anak. Anak pertamanya sudah kelas 2 SD.
"Almarhumah ini ya baik. Sama tetangga saudaranya juga baik. Kalau ada kegiatan sosial di lingkungan rajin ikut juga. Dia ini pekerja keras, waktu hamil dia tetap bekerja di pabrik kayu," kata tetangganya, Sulkan.
NA diketahui berasal dari Kecamatan Kota Rembang. "Keluarganya, tetangga-tetangga, pada tidak menyangka. Karena almarhum ini kelihatannya tidak ada masalah yang berat. Mungkin kalau masalah pribadi keluarga saya tidak tahu," ujar Sulkan.
9. Jenazah Ibu-Bayi Dimakamkan secara Terpisah
Kini jenazah ibu dan bayinya itu telah dimakamkan. Namun, keduanya dimakamkan di tempat berbeda karena sang ibu sempat meninggalkan wasiat untuk dimakamkan di kampung halamannya.
"Kalau anaknya dimakamkan di sini (Tritunggal), ibunya di Badeg. Karena waktu selesai melahirkan itu kan sesar, sempat pesan kalau meninggal minta dimakamkan di kampung asalnya," pungkas Sulkan.