Anggota Komisi IX DPR RI, Sukamto mengajak warga Kabupaten Bantul menjadi peserta BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan telah hadir sebagai payung perlindungan bagi masyarakat dari risiko finansial ketika sakit dan biaya pengobatan yang merangkak naik sejak 2014 lalu.
"Orang kalau tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan artinya dia rugi, karena sakit tidak bisa diduga-duga datangnya. Jangan merasa masih muda, masih gagah kemudian tidak memperhatikan jaminan kesehatannya," kata Sukamto dalam keterangan tertulis, Minggu (7/5/2023).
"Kesehatan itu penting, sekaya dan sepintar apapun jika tidak sehat tidak bisa menikmati. Komisi IX DPR RI bersama BPJS Kesehatan fokus untuk mengupayakan bagaimana rakyat bisa terjamin kesehatannya, baik yang mampu dan yang tidak mampu," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Sosialisasi Program JKN pada Sabtu (6/5) di Bantul, Sukamto menjelaskan manfaat BPJS Kesehatan sangat luas dan menyeluruh. BPJS Kesehatan sebagai pengelola program membiayai pengobatan, mulai dari yang bertaraf ringan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) hingga penyakit katastropik yang dikenal berbiaya mahal.
Ia menambahkan program ini membuka akses kepada masyarakat untuk bisa meningkatkan taraf kesehatannya tanpa kesulitan biaya. Selain itu, layanan di fasilitas kesehatan juga harus setara dan tanpa diskriminasi.
"Bayangkan saja satu orang yang cuci darah membutuhkan biaya satu juta untuk sekali tindakan. Kalau satu minggu dua kali cuci darah maka biayanya dua juta. Kalau satu bulan, biayanya bisa mencapai 10 hingga 11 juta. Sekaya apapun seseorang jika harus cuci darah pasti was-was jika tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan. Orang yang sakitnya menahun juga dijamin. Saya menegaskan bahwa layanan untuk pasien BPJS Kesehatan harus baik dan sama. Tidak ada pembatasan untuk hari perawatan," tegas Sukamto.
Meski ada BPJS Kesehatan melalui Program JKN yang siap membiayai, Sukamto mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan pola hidup sehat dan olahraga teratur agar terhindar dari penyakit. Ia mengatakan kesehatan berawal dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
"Makan itu harus ada buah, tidak perlu yang mewah. Buah yang kita temui sehari-hari pun banyak manfaatnya. Kemudian harus ada sayur, lauk pauk yang bergizi seperti tempe, tahu, ikan dan lainnya. Olahraga harus dibiasakan, paling tidak 30 menit setiap hari agar kita semua tetap sehat dan prima," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Yogyakarta, Prabowo mengatakan BPJS Kesehatan memiliki program skrining riwayat kesehatan yang bisa dimanfaatkan peserta guna mendeteksi dini potensi penyakit. Skrining ini bisa dilakukan melalui laman resmi, Aplikasi Mobile JKN, maupun di FKTP.
Nantina peserta BPJS Kesehatan bisa berkonsultasi di fasilitas kesehatan apabila hasil skrining menunjukkan risiko tinggi terhadap diabetes, hipertensi, jantung, dan gagal ginjal.
"Tidak hanya pembiayaan pengobatan yang kami lakukan, namun promotif dan preventif juga harus digencarkan agar masyarakat tidak jatuh dalam penyakit dan keparahannya. Layanan IVA dan papsmear juga bisa didapatkan oleh peserta sesuai dengan kriteria. Harapan kami, dengan tersedianya layanan secara komprehensif dari hulu ke hilir, pencegahan hingga pengobatan, kami bisa berperan semakin besar untuk kesehatan masyarakat," ungkap Prabowo.
Lebih lanjut, ia menjelaskan Aplikasi Mobile JKN memiliki fitur yang memungkinkan peserta memberikan penilaian terhadap kualitas layanan fasilitas kesehatan. Hal ini hadir untuk memastikan layanan yang diterima peserta benar-benar baik.
Selain itu, BPJS Kesehatan berinovasi menyediakan antrean online yang terhubung dengan Aplikasi Mobile JKN. Sehingga peserta bisa datang ke fasilitas kesehatan jika nomor antrean sudah dekat.
Untuk melayani peserta di wilayah Kabupaten Bantul, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 81 FKTP dan 13 rumah sakit. Dengan demikian Prabowo menegaskan pihaknya siap memberikan layanan JKN yang mudah, cepat, dan setara.
(ega/ega)