Hari Perjanjian Roem Royen 7 Mei, Ini Sejarah Peringatannya

Hari Perjanjian Roem Royen 7 Mei, Ini Sejarah Peringatannya

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Sabtu, 06 Mei 2023 17:20 WIB
Hari Perjanjian Roem Royen jatuh pada 7 Mei. Peringatan tersebut untuk memperingati lahirnya Perjanjian Roem Royen dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.
Perundingan Roem Royen (Foto: Kemdikbud)
Jakarta -

Salah satu peringatan yang jatuh pada tanggal 7 Mei adalah Hari Perjanjian Roem Royen. Peringatan nasional tersebut untuk memperingati lahirnya Perjanjian Roem Royen dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.

Lalu, apa hasil perundingan Roem Royen? Bagaimana awal mula peringatan Hari Perjanjian Roem Royen setiap 7 Mei? Simak serba-serbinya di bawah ini.

Apa itu Perjanjian Roem Royen?

Dilansir situs Kemdikbud, sejak dibacakannya naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno, rakyat masih harus berusaha keras agar kemerdekaan tersebut diakui oleh negara asing dan lepas dari Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para tokoh bangsa pun masih berjuang agar Belanda dapat membebaskan pengaruh kekuasaannya kepada Indonesia melalui jalur diplomasi. Adapun cara yang ditempuh tokoh bangsa adalah dengan melakukan perjanjian dengan pihak Belanda, salah satunya perjanjian Roem Royen.

Perjanjian Roem Royen dilaksanakan guna menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia secara diplomasi sebelum dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar pada tahun yang sama di Den Haag.

ADVERTISEMENT

Hari Perjanjian Roem Royen jatuh pada 7 Mei. Peringatan tersebut untuk memperingati lahirnya Perjanjian Roem Royen dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.Hari Perjanjian Roem Royen jatuh pada 7 Mei. Peringatan tersebut untuk memperingati lahirnya Perjanjian Roem Royen dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. (Foto: Kemdikbud)

Isi Perjanjian Roem Royen

Nama perjanjian Roem Royen ini diambil dari dua nama tokoh yang menjadi pemimpin delegasi dua belah pihak, yaitu Indonesia dan Belanda. Saat itu, Indonesia diwakilkan oleh Mohamad Roem sebagai pimpinan delegasinya, sedangkan Belanda mengirimkan Herman van Roijen sebagai delegasi untuk perundingan tersebut.

Perundingan Roem Royen diselenggarakan di Hotel Des Indes Jakarta dan dipimpin oleh Merle Cochran. Perundingan dimulai pada 14 April 1949 dan berakhir pada 7 Mei 1949.

Isi Perjanjian Roem Royen adalah:

"Pemerintah RI termasuk para pemimpin yang ditawan akan dikembalikan ke Yogyakarta dan kedua pihak sepakat untuk melaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag"

Simak sejarah Perjanjian Roem Royen di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Raja Charles III Tiba di Istana Buckingham Jelang Penobatan':

[Gambas:Video 20detik]



Sejarah Hari Perjanjian Roem Royen

Belanda melanggar Perjanjian Renville dengan melancarkan Agresi Militer Belanda II. Hal ini menyebabkan Indonesia terpaksa mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi, Sumatra Barat di bawah komando Syafruddin Prawiranegara.

Latar belakang terjadinya perjanjian Roem Royen ini adalah ketika Belanda mulai menyadari jika Agresi Militer yang mereka lakukan tidak memiliki manfaat apapun. Hal ini justru berlaku kebalikan, sebab serangan militer Belanda hanya menjadikan perlawanan rakyat Indonesia semakin kuat dan meluas.

Selain itu, dunia internasional juga memberikan tekanan kepada Belanda atas serangannya kepada Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaannya. Maka, pihak Belanda pun tidak memiliki pilihan lain selain dari mengikuti anjuran serta arahan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB untuk kembali melakukan perjanjian di meja perundingan.

Pada 7 Mei 1949, perundingan tersebut berakhir. Dari pertemuan tersebut, isi perjanjian Roem Royen adalah bahwa pemerintah Republik Indonesia termasuk para pemimpin yang ditahan akan dikembalikan ke Yogyakarta. Selain itu, kedua pihak juga telah sepakat untuk kembali mengadakan perundingan dengan melaksanakan Konferensi Meja Bundar atau KMB di Den Haag, Belanda pada tahun yang sama.

Pihak pemerintah Indonesia menuntut agar tentara Belanda yang berada di sekitar wilayah Yogyakarta agar ditarik mundur dan membiarkan Yogyakarta bebas dari segala serangan Agresi Militer Belanda II. Setelah perundingan, akhirnya Belanda pun setuju dan menerima persyaratan tersebut.

Satu bulan setelah perjanjian Roem Royen ditandatangani, tepatnya pada 2 Juni 1949, wilayah Yogyakarta pun dilakukan pengosongan dari tentara Belanda. Pengosongan ini dilakukan di bawah pengawasan United Nations Commissioner for Indonesia atau UNCI. Kota Yogyakarta dipilih sebagai lokasi pengosongan dan pembebasan tawanan karena pada saat itu Yogyakarta.

Demikian serba-serbi Hari Perjanjian Roem Royen 7 Mei. Semoga bermanfaat!

Halaman 2 dari 2
(kny/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads