Heboh Kasus 'Koboi' Tol, Polisi Pastikan Terus Tertibkan Nopol Dinas Palsu

Heboh Kasus 'Koboi' Tol, Polisi Pastikan Terus Tertibkan Nopol Dinas Palsu

Mulia Budi - detikNews
Sabtu, 06 Mei 2023 16:48 WIB
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman (Foto: dok. TMC Polda Metro Jaya)
Jakarta -

Kasus pengendara 'koboi' David Yulianto (32), yang menodongkan pistol ke pengendara lain di Tol Tomang, heboh lantaran juga memalsukan nomor pelat mobil dinas polisi palsu. Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan penindakan dan penertiban pelat dinas palsu masih terus dilakukan.

"Kan kalau pelat yang masalah pelat Polri ini kan kami pun dengan POM dengan TNI. POM ini kita telah selalu melakukan penertiban. Sudah banyak yang kita penindakan. Ternyata, setelah dihentikan, mereka memalsukan menggunakan pelat nomor polisi ataupun pelat nomor tentara. Kita lakukan penertiban terus," kata Kombes Latif kepada wartawan, Sabtu (6/5/2023).

Latif mengatakan ada ratusan pelat dinas palsu yang sudah ditertibkan di sepanjang 2023. Dia menuturkan pembuat pelat dinas palsu dari kendaraan yang ditertibkan juga ditelusuri oleh pihak kepolisian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita kan setelah ada pemalsuan itu kita serahkan ke Reskrim untuk melakukan (penelusuran) dari mana pelat, dapatnya dari mana. Kan harus ada pemeriksaan dapatnya dari mana," kata Latif.

"Sudah, sudah banyak, mungkin ada ratusan yang sudah kita lakukan (penertiban)," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan mobil dinas polisi yang bertindak ugal-ugalan dan arogan di jalanan harus dicurigai. Menurutnya, polisi yang benar tak akan ugal-ugalan, melainkan melindungi dan mengayomi masyarakat.

"Apalagi kendaraan itu sudah menggunakan pelat dinas terus arogan. Nah, itu pasti, nggak ada namanya.... Polisi harus melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat, bukan malah arogan penggunaan pelat itu. Nggak adalah istilahnya.... Polisi benar itu insyaallah tidak akan melakukan hal-hal yang seperti itu karena dia harus sebagai contoh. Tapi kalau ada penggunaan pelat polisi yang ugal-ugalan, kita patut mencurigai itu pasti bukan polisi. Itu yang sering kita hadapi pasti gitu, karena saya sendiri di lapangan sering menangkap seperti itu arogan, oh itu bukan polisi," ujarnya.

Latif mengatakan penggunaan pelat palsu kerap dilakukan masyarakat untuk menghindari tilang elektronik atau electronic traffic law enforcement (e-TLE). Dia menyebut e-TLE seharusnya dapat meningkatkan kesadaran untuk menjaga keamanan dan ketertiban saat berkendara.

"Jadi intinya pasti kami, sudah banyak yang sudah kami lakukan penindakan. Dan ini memang fenomena dalam artian mereka juga ingin menghindari e-TLE juga. Gitu kan, itu, tujuan-tujuan mereka kan yang tidak baik, sebetulnya. Makanya e-TLE ini kan bukan untuk dikelabui, tetapi untuk menjaga ketertiban keamanan diri sendiri dan orang lain. Untuk membuat kita menjadi sadar betul menjaga keselamatan kita semuanya kan gitu, bukan memasang yang palsu, apalagi melakukan hal-hal yang tidak baik, melakukan pelanggaran, kan gitu," tuturnya.

Simak Video 'Aksi 'Koboi' di Tol Tomang: Pakai Pelat Polisi Palsu, Berujung Jadi Tersangka':

[Gambas:Video 20detik]



(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads