Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bicara soal Jakarta menghadapi ancaman fenomena lost generation atau generasi yang hilang, apabila pengentasan stunting tak dilakukan maksimal. Heru mengajak seluruh pihak berupaya menyelesaikan permasalahan tersebut.
Hal itu disampaikan Heru Budi saat memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) ke-III PGRI DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, pada Jumat (5/5/2023). Heru awalnya menjelaskan, pengentasan stunting menjadikan alasannya mengangkat Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjadi Asisten Kesejahteraan Sekda DKI Jakarta.
"Bu Kepala Dinas Kesehatan kita angkat menjadi Asisten untuk permasalahan stunting. Jadi kalau kita tidak bersama-sama memperjuangkan itu bisa 10-15 tahun dari sekarang itu menjadi lost generation," kata Heru Budi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heru juga menilai sosok guru berperan memastikan peserta didik dalam kondisi sehat, sehingga dapat menerima pelajaran dengan baik. Menurutnya, peran tersebut tak bisa digantikan dengan teknologi canggih sekalipun.
"Guru tidak bisa digantikan dengan siapapun, oleh robot dan lain-lain. Karena pertemuan tatap muka tatap mata itu sangat penting. Kita lihat anak didik kita, apakah dia sehat, apakah kemampuannya sama," jelasnya.
Diketahui, Heru Budi Hartono memasang target penurunan angka stunting hingga kemiskinan ekstrem pada 2024. Heru menargetkan Jakarta terbebas dari kemiskinan ekstrem di tahun mendatang.
Hal itu disampaikan Heru Budi dalam kegiatan Forum Konsultasi Publik Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2024 di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (15/2).
Lebih lanjut Heru membeberkan Jakarta memiliki sejumlah program prioritas meliputi meliputi penanganan banjir, kemacetan, tata ruang, pengentasan stunting, hingga penanganan kemiskinan ekstrem. Selain menargetkan kemiskinan ekstrem nol persen, Heru menargetkan penurunan angka stunting di bawah 5%.
"Penanganan kemiskinan ekstrem dengan target 0% di tahun 2024, serta target angka stunting turun di bawah 5%," jelasnya.
(taa/aud)