Heru Budi di Forum PGRI: Berkat Zonasi, Sekolah Favorit Sudah Tak Ada

Heru Budi di Forum PGRI: Berkat Zonasi, Sekolah Favorit Sudah Tak Ada

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Jumat, 05 Mei 2023 12:20 WIB
Heru Budi saat memberikan pengarahan dalam acara Pembukaan Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) ke-III PGRI DKI Jakarta. (Tiara Aliya/detikcom)
Heru Budi saat memberikan pengarahan dalam acara pembukaan Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) III PGRI DKI Jakarta. (Tiara Aliya/detikcom)
Jakarta -

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berbicara mengenai sistem zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang telah diterapkan selama beberapa waktu terakhir. Menurut Heru, berkat sistem tersebut, pemerataan pendidikan pun bisa terwujud.

Hal tersebut disampaikan oleh Heru Budi saat memberikan pengarahan dalam acara pembukaan Konferensi Kerja Provinsi (Konkerprov) III PGRI DKI Jakarta. Heru awalnya memandang perlu adanya perhatian khusus terhadap peserta didik dengan cara mendukung penerapan sistem zonasi.

"Khususnya DKI kelihatannya lebih perlu perhatian terhadap anak didik kita, kenapa kita harus mendukung konsep zonasi? Konsep itu ada bagus, ada tidak," kata Heru Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heru menilai sistem zonasi memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Secara langsung, lanjutnya, sistem tersebut meniadakan status sekolah favorit karena peserta didik dengan kemampuan beragam tercampur menjadi satu.

"Anak didik kita akan tercampur dengan status dan kemampuan yang berbeda. Itu tentunya menjadi perhatian bagi guru-guru, (sekolah) favorit sekarang sudah tidak ada. Contoh misalnya di Pejagalan, Jakarta Timur, kita harus menerima anak didik yang memang menjadi perhatian bagi kita. Karena kemampuannya berbeda," tutur Heru.

ADVERTISEMENT

Heru memandang di sinilah peran sentral guru dalam mendidik para siswa diperlukan. Sebab, kata dia, sosok guru tak bisa digantikan oleh robot berteknologi canggih.

"Guru tidak bisa digantikan dengan siapa pun, oleh robot dan lain-lain. Karena pertemuan tatap muka tatap mata itu sangat penting. Kita lihat anak didik kita, apakah dia sehat, apakah kemampuannya sama," terangnya.

Heru juga meminta para guru terus berupaya meningkatkan kapasitas serta kemampuannya. Jangan sampai peran guru tergerus oleh zaman.

"Tantangan guru termasuk tantangan kita adalah adanya diskusi diam-diam. Saya akan keliling sekolah-sekolah mulai Senin. Anak sekolah bawa handphone pas di sekolah, nah itu diwaspadai. Jangan-jangan dia melihat hal yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran itu," ujarnya.

"Guru kapasitasnya harus ditingkatkan. Misal guru belum menyiapkan sesuatu ngambil bahan dari YouTube, muridnya bertanya, pertanyaan tentang materi itu, guru nggak bisa jawab, akhirnya mengambil dari YouTube lain untuk menjawab ini. Khusus di DKI, guru sudah cukup tukinnya, sudah cukup baik. Maka dari itu, kemampuannya harus terus ditambahkan," imbuhnya.

(taa/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads