Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengunjungi Posyandu Rukun di Jalan Citanduy, Kota Bengkulu. Dia pun meminta agar pernikahan dini dicegah demi menekan angka stunting.
Ma'ruf mengecek Posyandu bersama Gubernur Bengkulu, Wali Kota Bengkulu, Wakil Wali Kota Bengkulu, dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. Ma'ruf awalnya mendapat penjelasan terkait stunting, yang turun 2,3 poin di Bengkulu dalam rentang 2021 ke 2022.
"Saya melihat penanganan stunting di kota bagus sekali, sampai 12 persen, dan untuk provinsi saya dapat laporan 18 persen. Artinya, untuk 2024 sudah bisa di bawah 14 persen, sesuai target yang kita inginkan," kata Ma'ruf Amin di Bengkulu, Kamis (4/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ma'ruf kemudian menyebut salah satu pemicu stunting ialah pernikahan dini. Dia mengatakan pernikahan dini harus dicegah karena tidak membawa manfaat.
"Kita tentu harus kita lakukan juga soal edukasi. Soalnya, ada paham yang menganggap bahwa secara agama pernikahan dini itu tidak dilarang. Ini yang perlu diedukasi," jelasnya.
"Persoalannya bukan soal dilarang agama atau tidak dilarang. Tetapi kemaslahatannya menikahkan dini itu tidak maslahat. Oleh karena itu, itu harus dicegah. Secara agama pun, supaya jangan sampai kita melakukan sesuatu hal yang tidak membawa maslahat, bahkan membawa mudarat," sambungnya.
Ma'ruf mengatakan dispensasi pernikahan anak perlu lebih ketat. Dia meminta dispensasi pernikahan anak jangan diobral.
"Oleh karena itu, itu harus dilakukan secara selektif. Memang ada boleh, tapi jangan dibuka, diobral semua boleh. Oleh karena itu, harus betul-betul selektif dan diverifikasi," ujarnya.
"Sehingga tidak semua orang minta mungkin dibolehkan. Kalau tidak, nanti aturan itu nanti menjadi bias. Karena kalau semua orang boleh, itu aturannya sendiri jadi bias. Itu hanya pengecualian. Saya kira itu, itu yang perlu kita lakukan," sambungnya.