.webp)
Khusus untuk kelas III, siswa yang mestinya dibagi ke dua ruangan malah dijadikan satu di salah satu ruangan yang rusak itu. Tak hanya atap kelas, plafon teras gedung sekolah pun lapuk.
Saat wartawan ke SDN Sindangraksa, Selasa (2/5/2023), pihak sekolah mengatakan kondisi ini terjadi sejak 2017. SDN Sindangraksa terakhir mendapat jatah renovasi pada 2012.
Guru SDN Sindangraksa, Rifqi, mengatakan kondisi ini membuat kegiatan belajar mengajar tidak nyaman. Dia menerangkan plafon yang rusak akhirnya sengaja dicopot oleh pihak sekolah karena takut runtuh dan menimpa siswa yang tengah belajar.
 Kondisi bangunan SDN Sindangraksa di Kecamatan Walantaka, Serang, Banten. (Bahtiar Rifai/detikcom) |
"Ya mengganggu dan kurang nyaman. Ini juga tadinya (plafon) bolong-bolong, sengaja dibuka semua khawatir ambruk atapnya, dibuang eternitnya," kata Rifqi kepada wartawan.
Jumlah siswa di SDN Sindangraksa ada 277 murid. Khusus untuk kelas III, yang semestinya dibagi jadi dua kelas, sengaja disatukan pihak sekolah menimbang adanya kekhawatiran atap runtuh.
"Karena kelas itu lebih parah dari dua lokal (yang rusak), maka itu terpaksa disatukan. Ngeganggu banget karena harusnya posisi dua kelas kan jadi satu, kan harus ekstra," kata guru bernama Astari.
Sejak 2020, tambah Astari, kondisi bangunan yang rusak memang semakin parah. Meski demikian, dia melihat murid-muridnya yang tetap semangat bersekolah.
"Anak-anak mah enjoy saja belajarnya," ujarnya.
 Kondisi bangunan SDN Sindangraksa di Kecamatan Walantaka, Serang, Banten. (Bahtiar Rifai/detikcom) |
Simak juga Video: Dear Pak Jokowi, 12 Tahun Sudah Sekolah Ini Tak Bisa Upacara Bendera
(bri/aud)
