Dugaan bunuh diri sempat muncul di kasus tewasnya Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Buddy Towoliu. Dugaan tersebut dibantah keluarga AKBP Buddy. Terlepas dari itu, isu 'mental health' atau kesehatan jiwa di kalangan polisi tetap penting untuk diperhatikan. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyoroti hal ini.
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti, menyinggung soal penanganan kondisi psikologis anggota polisi. Poengky menyampaikan turut berduka cita atas wafatnya AKBP Buddy. Soal benar tidaknya AKBP Buddy bunuh diri, dia menyerahkan kasus itu kepada penyelidikan polisi.
"Saat ini Polres Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya sedang menyelidiki apakah kematian Kasat Narkoba Polresto Jakarta Timur akibat bunuh diri atau ada hal lainnya. Kita tunggu hasil penyelidikannya," kata Poengky, Sabtu (29/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poengky telah lama melihat beragam kasus bunuh diri oleh polisi. Dia menyebut, rata-rata anggota polisi yang bunuh diri berpangkat level bawah.
"Saya melihat pelaku bunuh diri yang merupakan anggota Polri rata-rata adalah Bintara. Penyebab bunuh diri bermacam-macam, ada yang khawatir karena tersangkut pidana, ada yang depresi karena masalah pribadi, ada yang bunuh diri karena faktor ekonomi, dan lain-lain," katanya.
"Di tahun 2023, saya mencatat ada empat kasus dugaan polisi bunuh diri, di Samosir, di Gorontalo, di Banten, dan di Jakarta," ucapnya.
Bagi Poengky, polisi merupakan manusia yang mempunyai beragam masalah dalam kehidupan. Karena itu penting untuk diperhatikan masalah kesehatan jiwa dan mentalnya.
"Sangat penting bagi pimpinan untuk memperhatikan tidak hanya fisik atau jasmani anggota, melainkan juga perlu merawat mental atau psikis anggota. Apalagi bagi mereka yang dalam melakukan tugasnya harus menghadapi tekanan tinggi, misalnya harus menghadapi para pelaku kejahatan, dan sebagainya," ucapnya.
Poengky menilai, penting bagi Polri untuk memeriksa fisik dan psikologi anggota. Lebih baik, di tingkat Polres disediakan psikolog untuk konseling anggota Polri.
"Penting sekali pemeriksaan rutin fisik dan psikologi, serta menyediakan tempat konseling bagi anggota," katanya.
"Setahu saya, psikolog masih belum ada di level Polres. Mengingat beban kerja dan tingkat stress anggota tinggi, sebaiknya pimpinan Polri dapat menyediakan psikolog untuk konseling di tiap-tiap Polres," katanya.
Dugaan bunuh diri. Simak di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Sederet Hal Sejauh Ini soal Kasat Narkoba Polres Jaktim Tewas di Rel KA':
Dugaan Bunuh Diri
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menyampaikan dugaan penyebab kematian AKBP Buddy. Korban diduga tewas bunuh diri di lokasi.
"Sementara dugaannya bunuh diri," katanya di Stasiun Jatinegara.
Keluarga AKBP Buddy menolak dugaan bunuh diri. "Dari pihak keluarga kalau dituduh bunuh diri itu kami menolak, sangat menolak," kata paman mendiang AKBP Buddy, Cyprus A Tatali, kepada wartawan di RS Polri, Kramat Jati.
Alasan penolakan dugaan bunuh diri didasari penilaian kehidupan pribadi AKBP Buddy. Keponakannya itu dinilainya tidak mengalami gangguan jiwa. Keluarganya juga bahagia dan tidak mengalami kesulitan ekonomi.
"Kalau gangguan jiwa tidak mungkin. Dia sekarang mendapat tugas baru di Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur," kata Cyprus.
Peringatan:
Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.