Jakarta - Lapangan parkir KPK yang terletak di belakang bekas Gedung Sekretariat Negara, Jl Veteran III, Jakarta, kini makin penuh dengan kendaraan. Bahkan kini tampak seperti sebuah terminal bus.Berasarkan pantauan
detikcom, Senin (4/9/2006), di sebelah utara lapangan parkir kini terdapat 4 unit bus AC berukuran besar. Lapangan parkir itu, sehari-harinya biasanya ditempati puluhan motor pegawai KPK dan wartawan.4 Unit bus itu merupakan aset yang dimiliki tersangka kasus pengadaan bus Transjakarta, mantan Dirut Armada Usaha Bersama (AUB) Budi Susanto yang disita KPK. Aset itu dibeli Budi yang dibeli dari hasil
markup pengadaan armada busway koridor I.Sebelumnya, 1 unit bus AC berukuran besar dan 1 unit minibus sudah parkir sejak 15 Agustus 2006 lalu. Selain itu 2 unit Mitsubishi Kuda juga diparkir di lapangan parkir khusus motor atau bagian utara lapangan parkir.Namun, pada Jumat 1 September 2006, KPK kembali menyita 3 unit bus AC ukuran besar didatangkan KPK dari Magelang. Dengan datangnya 3 unit bus ini, minibus bermerk Mitsubishi warna biru itu digeser. Minibus itu kini ditempatkan di lapangan parkir bagian tengah.Selain menyita 3 unit bus, KPK juga berhasil menyita 1 mobil Land Cruiser warna hitam seharga sekitar Rp 500 juta, 2 lukisan masing-masing seharga Rp 250 juta, dan 2 cincin musafir masing-masing bernilai US$ 20 ribu."Sebenarnya masih ada 1 unit bus lagi yang masih belum jadi. Tapi yang kami sita yang sudah jadi saja dulu. Selain itu juga masih ada aset lain yang dibeli dari hasil
markup yang belum kami sita," kata sumber detikcom.Seluruh aset milik Budi itu akan melengkapi daftar aset yang disita KPK dari tersangka korupsi. Setidaknya aset milik terpidana Harun Let Let, Tarcisius Walla, dan Tjetjep Harefa sudah terlebih dulu parkir tepat di depan parkiran mobil dinas dan pimpinan KPK.4 Unit mobil milik Let Let dan Walla sebelumnya berada dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Ban-ban 4 mobil tersebut dalam keadaan kempes (kondisi ini terlihat sebelum 4 mobil itu dilelang pada Senin ini). Cat mobilnya mulai terkelupas, bahkan kaca salah satu mobil terlihat retak.Sedangkan mobil Nissan Murano milik Tjetjep Harefa, terpidana kasus pengadaan buku KPU, masih terlihat
kinclong meskipun debu juga sudah mulai menyelimuti mobil berwarna silver itu.Sebelumnya KPK berdalih, tidak memiliki anggaran untuk merawat aset-aset yang disitanya. Mobil itu akan dijual KPK setelah ada putusan pengadilan yang bersifat tetap.Kini akankah aset milik mantan Dirut AUB itu mangalami hal yang sama?
(fjr/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini