Catatan Pakar Transportasi soal Rekayasa Lalin di Tol Trans Jawa

Catatan Pakar Transportasi soal Rekayasa Lalin di Tol Trans Jawa

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 20 Apr 2023 20:07 WIB
Sejumlah kendaraan memadati ruas tol Palimanan-Kanci (Palikanci) di Tegal karang, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (18/4/2023). Pada H-4 Lebaran, Arus mudik yang memasuki tol Palikanci mulai padat. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/hp.
Sejumlah kendaraan memadati ruas tol Palimanan-Kanci (Palikanci) di Tegal karang, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (18/4/2023). Pada H-4 Lebaran, Arus mudik yang memasuki tol Palikanci mulai padat. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Jakarta -

Pakar transportasi KI Darmaningtyas memberikan sejumlah catatan terkait rekayasa lalu lintas di jalur mudik Tol Trans Jawa. Menurutnya, ada perlambatan, tetapi bukan berarti perjalanan macet atau stagnan.

KI Darmaningtyas sendiri melakukan perjalanan menggunakan bus dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur menuju ke Terminal Tirtonadi Solo, Jawa Tengah. KI Damaningtyas bertolak pada Rabu (19/4) pukul 10.40 dan tiba di Terminal Tirtonadi Surakarta (Solo) pukul 00.58 WIB atau sekitar 14 jam lebih.

"Dikurangi waktu istirahat satu jam lebih sedikit, berarti efektif perjalanan 13 jam," kata Ketua Institut Studi Transportasi (INSTRAN), KI Darmaningtyas, dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (20/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmaningtyas mengatakan pada kondisi normal Jakarta-Solo bisa ditempuh dalam waktu 7 jam atau kecepatan 76,57 km/jam. Hal itu dialami oleh kawannya yang berangkat dari Jakarta (Cilangkap), pada Selasa (18/4) subuh yang tiba di Solo pada pukul 11.00 WIB atau kurang dari 7 jam.

Perjalanan Jalan Tol Trans Jawa (JTTJ) sepanjang 536 kilometer ditempuh 13 jam menurutnya, masuk kategori tersendat, karena jika dirata-rata kecepatan 41,23 km/jam yang mana kecepatan di jalan tol sendiri maksimal 60-80 km/jam. Pelambatan perjalanan dialami Darmaningtyas terjadi sejak di jalan Tol Cikampek.

ADVERTISEMENT

"Bus yang saya naikin baru lepas dari Gerbang Tol Utama (GTU) Cikampek pukul 13.38 atau hampir tiga jam," ujarnya.

Lalin Sempat Lancar saat One Way

Darmaningtyas mengatakan perjalanan dari Tol Cikampek sampai dengan Tol Kalikangkung sempat lancar saat diberlakukan one way dengan kecepatan 62-64 km/jam.

"Tapi hanya sampai di Km 81, setelah itu kembali merayap. Pukul 14.50 atau perjalanan empat jam lebih 10 baru melintas di Km 127," ucapnya.

Pemandangan kendaraan terlihat lancar di jalur seberang (sisi kanan median jalan) yang diterapkan one way. Bahkan mungkin per jam hanya sekitar 1.500 - 2.000 kendaraan saja yang melintas di sisi kanan. Ruang yang ada masih bisa untuk melintas angkutan umum yang melawan arus.

"Sedangkan di sisi kiri padat merayap. Hal ini disebabkan banyak calon pemudik yang ingin istirahat di rest area yang posisinya di sisi kiri (rest area A). Jadi sumber pelambatan selalu berada di sekitar di rest area tapi berbuntut ke belakang," katanya.

Perlambatan Jelang Rest Area

Dari pengamatan Darmaningtyas, rest area menjadi sumber pelambatan karena banyak kendaraan yang parkir di sana sehingga kendaraan yang baru tiba memerlukan waktu untuk mendapatkan tempat parkir. Kecuali itu, keterbatasan fasilitas toilet, terutama untuk perempuan, juga menambah waktu lama mereka di rest area, karena mereka perlu antre di toilet.

"Terlibat pula sejumlah mobil pribadi beristirahat di bahu jalan tol, di luar rest area. Ini tentu juga mempengaruhi pergerakan arus pemudik karena harus lebih hati-hati," tuturnya.

Namun, menurut Darmaningtyas, secara umum, pergerakan yang sempat terhenti tidak bergerak tidak mencapai 10 menit. Namun hal ini bukan berarti lalu lintas macet, tetapi hanya terjadi perlambatan saja.

"Jadi yang terjadi bukan kemacetan, namun pelambatan pergerakan. Atau istilah transportnya lambat merayap, bukan stagnan," katanya.

Darmaningtyas juga mengamati jalur di kanan yang tidak diterapkan one way tidak ada hambatan yang berarti.

"Di jalur kanan yang diterapkan one way mungkin tidak ada pelambatan karena volume kendaraan tidak terlalu banyak dan tidak mengalami gangguan di sekitar rest area," imbuhnya.

Contraflow Lebih Berkeadilan

Darmaningtyas sendiri mengapresiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menerapkan rekayasa lalin mulai dari contraflow, hingga one way. Menurutnya, rekayasa contraflow lebih berkeadilan.

"Kebijakan contraflow tampaknya lebih pas, karena selain dapat menambah kapasitas di jalur pergerakan utama (arus mudik ke arah timur dan arus balik ke arah barat menuju Jabodetabek) juga dapat memberikan kesempatan kepada kendaraan yang melawan arus untuk melintas, terutama angkutan umum," katanya.

KI Darmaningtyas menilai one way kurang berkeadilan, karena pergerakan yang melawan arus menjadi terhambat. Namun, penerapan contraflow, terutama di jalur Pantura perlu diinformasikan secara realtime supaya pengguna jalan bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melintas.

"Perlu ada info yang jelas mengenai kondisi jalur Pantura secara realtime, sehingga pengguna jalan, terutama yang melawan arus dapat memilih jalur yang tepat untuk dilewati," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya....

Perlu Penambahan Toilet Portable

Di luar itu, Darmaningtyas juga memberikan catatan terkait rest area. Desain rest area perlu diperbaiki agar tempat parkir di depan sehingga kendaraan tidak memerlukan waktu lama untuk mencari tempat parkir.

"Operator rest area tidak perlu takut kalau tenan-tenan tidak laku kalau tempat parkir di depan, karena orang berhenti di rest area umumnya memang untuk istirahat, jadi tentu mencari makan, minum, dan segala kebutuhan mendesak lainnya. Jadi meski lokasi parkir berada di depan, tapi tenan-tenan yang menjual makanan, minum, dan kebutuhan lainnya akan tetap laku," jelasnya.

Ia menambahkan perlunya penambahan fasilitas toilet portable di setiap rest area terutama untuk perempuan. Hal itu mengingat perempuan memerlukan waktu lebih lama saat di toilet dan tidak bisa fleksibel.


Kapolri Instruksikan Jajaran Rekayasa Lalin

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama stakeholder terkait meninjau langsung kondisi terkini arus mudik mulai dari wilayah Tangerang hingga Jalan Tol Cikampek. Sigit mengungkapkan volume kendaraan arus mudik pada malam hari ini akan terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data, Sigit memaparkan arus mudik pada tahun 2023 ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan pada 2022 lalu. Peningkatan mulai terjadi sejak H-8 sampai dengan H-4 Lebaran 2023.

"Lonjakannya luar biasa dan kemudian kita lihat H-3 sampai tadi jumlahnya, sudah melebihi separuh jumlah kemarin di jam yang sama. Artinya ada prediksi H-3 nanti akan lampaui jumlah puncak tertinggi di H-3," kata Sigit, Rabu (19/4).

Mendengar adanya hal itu, Sigit telah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk menyiapkan kebijakan rekayasa lalu lintas demi bisa mengurai serta mengantisipasi terjadinya kemacetan arus mudik. Sigit mengatakan keputusan penerapan kebijakan rekayasa lalu lintas baik One Way hingga Contraflow harus disiapkan sesuai dengan kondisi arus lalu lintas yang sewaktu-waktu bisa berubah.

"Akan diputuskan setelah ini. Sehingga kita ingin pastikan sisa 40 sampai dengan 50 persen yang akan gunakan jalur Tol Cikampek ke Kalikangkung betul-betul bisa kita alirkan sebaik mungkin. Tentunya menjadi pertimbangan kita. Karena memang H-3 dan H-2 ini tingkat arus lalin yang mengalir diprediksi masih cukup tinggi," ucap Sigit.

Halaman 2 dari 2
(mei/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads