Mantan Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi, Mas Achmad Santosa, diganjar penghargaan oleh organisasi internasional karena komitmennya memperjuangkan suara kaum nelayan kecil. Lima pimpinan organisasi internasional menyerahkan penghargaan 'Certificate of Global Gratitude - Normandy Honor for Peace with the Earth' kepada Achmad Santosa di Ramon Magsaysay Hall, Manila, Filipina.
Untuk diketahui Achmad Santosa kini merupakan CEO Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI). Organisasi yang dipimpinnya menyuarakan aspirasi para nelayan dan fokus pada penegakan hukum terkait lingkungan dan good governance di Indonesia.
Dari keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (20/4/2023), penghargaan 'Certificate of Global Gratitude - Normandy Honor for Peace with the Earth' diserahkan bersama-sama oleh Institute for Governance and Sustainable Development, Asia-Pacific Center for Environmental Law, Normandy Chair for Peace, International Council for Environmental Law, dan Environmental Law Program University of Hawaii.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, Institute for Governance & Sustainable Development adalah organisasi internasional yang berkedudukan Washington DC dan Paris. Sementara itu Asia-Pacific Center for Environmental Law berkantor pusat di Singapore. Lalu Normandy Chair for Peace merupakan organisasi yang berkantor di Prancis.
Dua organisasi internasional lainnya adalah International Council for Environmental Law yang berkantor di New York dan Madrid. Terakhir Environmental Law Program University of Hawaii yang berkantor pusat di Hawaii.
Penghargaan 'Certificate of Global Gratitude - Normandy Honor for Peace with the Earth' diterima Achmad Santosa kemarin (19/4). Kelima organisasi internasional tersebut menilai Achmad Santosa berjasa, dan memberi predikat 'brilliant lawyer' pada mantan pimpinan KPK itu.
Predikat 'brilliant lawyer' disematkan karena Achmad Santosa dinilai menjadi sarana aspirasi 'mereka yang tak mampu bersuara' atau 'give voice to the voiceless' lantaran nirakses dan sumber daya.
Kelima organisasi internasional sepakat memandang Achmad Santosa memiliki komitmen pengabdian panjang dalam memperjuangkan kepentingan kliennya, yaitu para nelayan kecil atau yang diberi istilah 'the powerful and silent sea'.
(aud/dhn)