Pemerintah Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan Jerman di tengah-tengah perhelatan Hannover Messe 2023. Diketahui, pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz tersebut membahas beragam isu, di antaranya joint investasi dan kerja sama ekonomi yang ditandatangani oleh Kementerian Perekonomian dan Lingkungan Hidup Jerman dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pentingnya mewujudkan hubungan ekonomi yang setara antara Indonesia - Jerman dan Indonesia - Uni Eropa, maka dibutuhkan pembenahan regulasi Uni Eropa yang menghambat kesetaraan. Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong percepatan penyelesaian perundingan Indonesia - European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
"Tadi komitmen dari Kanselir Scholz juga mendorong bahwa dari Jerman akan memfasilitasi agar pembahasan IEU-CEPA ini bisa dipercepat. Memang ada beberapa isu antara Indonesia dan EU, namun Jerman melihat bahwa pendekatan yang harus kita lakukan juga pendekatan yang sifatnya pragmatis. Sehingga dengan demikian kita berharap bahwa perjanjian IEU CEPA bisa dipercepat," ungkap Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (18/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Airlangga menyampaikan arahan Jokowi agar Jerman dapat menjadi platform untuk kerja sama ekonomi di Eropa. "Kanselir tadi juga menyampaikan bahwa dengan Indonesia menjadi partner country daripada Hannover Messe maka dari segi teknologi dan kerja sama itu sudah mempunyai beberapa kesamaan dan juga rencana jangka panjang ke depan," tuturnya.
Soal investasi, dikatakannya RI menyambut baik pembentukan komite bersama ekonomi dan investasi Indonesia - Jerman. Menurutnya, investasi Jerman di Indonesia harus berfokus pada sektor prioritas, seperti industri yang berorientasi ekspor, energi terbarukan, dan hilirisasi.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menyebutkan adanya kerja sama baru yang sudah ditandatangani sebesar US$ 1.98 miliar.
Beberapa hal lain juga disampaikan dalam pertemuan tersebut, diantaranya terkait fokus Indonesia pada ekosistem industri EV terutama beberapa komoditas mineral strategis yang mempunyai potensi untuk investasi yakni terdiri dari 21 komoditas dengan nilai mencapai US$ 545.3 miliar.
Selain itu, disampaikan pula kondisi deforestasi Indonesia yang kini mencapai yang terendah selama 20 tahun terakhir. Diketahui 23 ribu hektare Kawasan Industri Hijau telah dibangun. Selain itu pemerintah juga menyetop penggunaan pembangkit listrik berbasis batubara.
Terkait dengan peran dalam transisi energi di Indonesia, Jerman berkomitmen untuk mendorong Just Energy Transition Partnership (JETPI), mengingat JETPI diinisiasi oleh G7 dengan komitmen sebesar US$ 20 miliar dari negara-negara G7. "Nah, tentunya Jerman juga menjadi bagian dari itu, yang berkomitmen investasi lebih dari US$ 1 miliar. Dan tentu realisasinya kita berharap bahwa ini bisa dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama," katanya.
Dia menambahkan, Indonesia akan menunjukkan beberapa potensi industri dalam negeri yang hadir dalam perhelatan Hannover Messe 2023.
"Tadi yang diangkat oleh Kanselir Scholz terkait dengan pabrik pupuk, karena Jerman ini tidak punya pabrik pupuk. Jadi mungkin menjadi menarik kalau mereka melihat kemajuan Indonesia di industri pupuk. Sedangkan mereka akan menunjukkan beberapa teknologi yang terkait dengan Industri 4.0, robotic, kemudian juga energi terbarukan," pungkasnya.
(ega/ega)