Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan penggunaan fasilitas negara untuk salat Id dua kali di dua hari yang berbeda tidak berarti membatalkan salah satu di antara keduanya. Justru, kata Haedar, fasilitas tersebut bakal mendapatkan keberkahan yang berlipat.
"Apakah kalau hari ini digunakan, yang esok menyelenggarakan yang besok itu tidak sah? Nggak. Jadi kalau sekarang dipakai misalkan di depan kantor gubernur itu, besok juga dipakai eh berkahnya dua kali Pak Ganjar," kata Haedar dalam acara Pengukuhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Jawa Tengah di akun YouTube tvMU Channel seperti dikutip, Senin (17/4/2023). Hadir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara itu.
Untuk diketahui, PP Muhammadiyah telah menetapkan Idul Fitri 1444 H jatuh pada 21 April 2023. Sementara itu, pemerintah masih akan menunggu hasil sidang isbat yang akan digelar pada 20 April 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke pernyataan Haedar. Dia meminta negara hadir dengan adil dalam memberikan fasilitas kepada warganya. Haedar menilai pemerintah tidak perlu menyampaikan larangan penggunaan fasilitas untuk warga yang hendak melaksanakan salat Idul Fitri pada 21 April 2023.
"Syukur lebih baik kalau juga silahkan gunakan, hari ini digunakan oleh Muhammadiyah, besok digunakan tanggal 22," ujar Haedar.
Haedar menyinggung mereka yang masih mempunyai pikiran kuno. Haedar mengatakan Muhammadiyah mengajukan permohonan izin penggunaan fasilitas negara atas keyakinan bahwa fasilitas tersebut merupakan milik seluruh golongan.
"Tapi kalau berpikirnya tadi ini biasa diselenggarakan oleh kami, kalau hari ini digunakan oleh yang lain nanti dikira kami memberi ruang itu masih zaman kuno, zaman londo, cara berpikir seperti itu," ujar Haedar.
"Biasanya kita juga punya fasilitas-fasilitas tapi bukan itu, kami bisa menyelenggarakan di tempat kami tapi yang kami inginkan adalah negara, pemerintah dengan segala fasilitasnya itu milik seluruh golongan dan rakyat," sambung Haedar.
(knv/imk)