Pertempuran yang dipicu upaya kudeta terjadi di ibu kota Sudan, Khartoum, hingga menewaskan 27 orang. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan tak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.
"Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban peristiwa dimaksud. Tercatat terdapat sekitar 1.209 WNI yang menetap di Sudan," kata Dirjen PWNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangan tertulis, Minggu (15/4/2023).
Judha mengatakan peristiwa baku tembak yang terjadi pada Sabtu (15/4) tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat antara militer dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Baku tembak terjadi pada sejumlah titik di kota Khartoum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peristiwa ini diduga disebabkan adanya perbedaan pendapat antara militer dan RSF terkait proses reformasi sektor keamanan dan integrasi RSF ke dalam militer Sudan, sebagai bagian dari proses politik yang sedang berlangsung saat ini," ungkapnya.
Judha memastikan KBRI Khartoum-Sudan terus memantau situasi dan memberikan imbauan ke masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. WNI yang ada di lokasi konflik tersebut juga diminta menjauhi titik-titik rawan yang ada.
"KBRI juga terus mengintensifkan komunikasi dengan masyarakat Indonesia," kata dia.
Adapun call center KBRI Sudan adalah +249 90 797 8701, dan +249 90 007 9060. PF. Protcons +249 90 010 5466
Sebelumnya, data terbaru pertempuran di ibu kota Sudan, Khartoum itu menewaskan 27 orang. Sedangkan ada 170 orang luka-luka.
Dilansir AFP, Minggu (16/4), pertempuran itu terjadi antara tentara Sudan dengan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Ledakan dan tembakan terjadi di jalan-jalan. Paramiliter sendiri mengklaim telah menguasai istana kepresidenan, bandara Khartoum, dan fasilitas vital lainnya.
Tentara membantah klaim tersebut. Angkatan udara Sudan mendesak orang-orang untuk tetap tinggal di dalam rumah karena mereka hendak melanjutkan serangan udara terhadap pangkalan RSF.
Serikat dokter mengatakan sedikitnya 27 orang tewas termasuk dua orang di bandara Khartoum dan sisanya di bagian lain Sudan. Sekitar 170 lainnya terluka dalam bentrokan itu.
Maskapai penerbangan Arab Saudi, Saudia, 'terkena kerusakan akibat tembakan'.
Warga setempat, Bakry (24) yang bekerja di bagian pemasaran, mengatakan penduduk Khartoum 'belum pernah melihat yang seperti ini'. Asap hitam menyelimuti langit Sudan.
"Orang-orang ketakutan dan berlari pulang. Jalan-jalan kosong dengan sangat cepat," kata Bakry.
Ledakan aksi kekerasan terjadi dalam minggu-minggu ini seiring dengan perselisihan antara pemimpin militer Abdel Fattah al-Burhan dan orang nomor dua, komandan RSF, Hamdan Daglo. Diketahui Daglo berencana mengintegrasikan tentara RSF ke dalam tentara reguler.
Pihak tentara Sudah mengklaim mereka telah melancarkan serangan udara dan 'menghancurkan' dua pangkalan RSF di Khartoum.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia 'sangat prihatin' dan mendesak kedua belah pihak untuk 'segera menghentikan kekerasan'.
Simak juga 'Saat Paus Fransiskus Suarakan Perdamaian Etnis di Sudan Selatan':
(eva/eva)