Hari Konferensi Asia Afrika ke-68: Tema, Logo, dan Sejarahnya

Hari Konferensi Asia Afrika ke-68: Tema, Logo, dan Sejarahnya

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Jumat, 14 Apr 2023 21:17 WIB
Hari Konferensi Asia Afrika ke-68 jatuh pada 18 April 2023. Tujuannya untuk memperingati penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat.
Logo Hari Konferensi Asia Afrika ke-68 (Foto: Instagram Museum Asia Afrika (asiafricamuseum))
Jakarta -

Hari Konferensi Asia Afrika ke-68 jatuh pada tanggal 18 April 2023. Hari besar nasional tersebut untuk memperingati penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 18-24 April 1955 di Bandung, Jawa Barat.

Untuk merayakan peringatan tahun ini, pihak Museum Asia Afrika (Asia Africa Museum) telah merilis tema dan logo Hari KAA ke-68. Yuk, simak serba-serbi Hari KAA ke-68 berikut ini.

Tema Hari Konferensi Asia Afrika ke-68

Dilansir dari laman Instagram Museum Asia Afrika (@asiafricamuseum), tema Hari Konferensi Asia Afrika ke-68 adalah "Road to 2025: Towards Stronger Asia Africa". Tema ini sebagai bentuk pelestarian dan peringatan Semangat Bandung yang telah berusia ke-68 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konferensi Asia Afrika pada 68 tahun lalu menghasilkan Dasasila Bandung. Diharapkan, nilai-nilai Dasa Sila Bandung akan terus relevan dengan situasi internasional saat ini maupun masa yang akan datang.

Logo Hari Konferensi Asia Afrika ke-68

Selain tema peringatannya, Museum Asia Afrika juga merilis logo Hari KAA 2023. Dalam logo tersebut, terdapat angka 68 yang menandakan usia peringatan Hari Konferensi Asia Afrika. Berikut bentuk logo Hari Konferensi Asia Afrika ke-68.

ADVERTISEMENT

Hari Konferensi Asia Afrika diperingati setiap tanggal 18 April. Ini adalah tema dan logo peringatan Hari Konferensi Asia Afrika ke-68.Hari Konferensi Asia Afrika diperingati setiap tanggal 18 April. Ini adalah tema dan logo peringatan Hari Konferensi Asia Afrika ke-68. (Foto: Situs Museum Asia Afrika)

Sejarah Hari Konferensi Asia Afrika

Dikutip dari situs resmi Museum Asia Afrika, Konferensi Asia Afrika (KAA) lahir dari perasaan senasib yang dialami oleh negara-negara di kawasan Asia dan Afrika akibat Perang Dunia II usai lahirnya dua blok kekuatan besar yang semakin memanas. Kemudian, perwakilan negara-negara di kawasan tersebut membentuk solidaritas Asia Afrika agar keluar dari penjajahan.

Ide penyelenggaraan KAA berasal dari ajakan Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala kepada para Perdana Menteri U Nu (Birma), Jawaharlal Nehru (India), Ali Sastroamidjojo(Indonesia), dan Mohammed Ali (Pakistan). Undangan tersebut bermaksud untuk mengajak pertemuan secara informal di negaranya.

Indonesia dipilih menjadi tuan rumah KAA pada tahun 1955. Presiden Indonesia, Soekarno, menunjuk Kota Bandung sebagai tempat berlangsungnya KAA. Konferensi Asia Afrika di Bandung dilaksanakan pada 18-24 April 2023.

Konferensi Asia Afrika berhasil diselenggarakan pada tanggal 18 April 1955 di Bandung, dengan 29 negara ikut berpartisipasi. Rangkaian KAA dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang berkumandang di Gedung Merdeka Bandung. Kemudian, Presiden Soekarno memberikan pidato pembukaannya yang berjudul "Let a New Asia And a New Africa be Born" yang artinya Mari Kita Lahirkan Asia Baru dan Afrika Baru.

Secara aklamasi, Perdana Menteri Indonesia terpilih sebagai Ketua Konferensi. Selain itu, Ketua Sekretariat Bersama, Roeslan Abdulgani juga dipilih sebagai Sekretaris Jenderal Konferensi. Hasil sidang Konferensi Asia Afrika dituangkan dalam komunike akhir yang berisi:

  • Kerja sama ekonomi
  • Kerja sama kebudayaan
  • Hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri
  • Masalah rakyat jajahan
  • Masalah-masalah lain
  • Deklarasi tentang memajukan perdamaian dunia dan kerja sama internasional
  • Deklarasi yang tercantum pada komunike tersebut, selanjutnya dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung. Hal tersebut menjadi pernyataan politik yang berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia.
(kny/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads