Bhabinkamtibmas Bripka Riki Novialdi (37) membantu warga menyelesaikan sengketa akses jalan di Bungus Barat, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Jalan itu ditutup warga karena masalah kepemilikan.
Kisah Bripka Riki menyelesaikan sengketa itu diusulkan oleh warga kelurahan Bungus Barat Sayfwan dan Mawardi untuk Hoegeng Awards 2023 melalui formulir digital http://dtk.id/hoegengawards2023. Selain menyelesaikan sengketa lahan itu, Bripka Rizi juga disebut sosok Bhabin yang begitu aktif membantu masyarakat.
detikcom kemudian menghubungi Syafwan untuk mengenal lebih dalam sosok Bripka Riki. Syafwan menyebut Bripka Riki mampu membuka akses jalan yang sengaja ditutup dengan batu besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akses jalan ini sudah ditutup selama kurang lebih 2 tahun sebelum Bripka Riki menjadi Bhabinkamtibmas di Kelurahan Bungus Barat. Bripka Riki disebut mampu mendekati pihak yang bersengketa hingga jalan itu berhasil dibuka dan bisa dilalui warga.
"Biasanya Bhabinkamtibmas ini dibutuhkan masyarakat biasanya waktu ada sengketa, sedangkan yang ini tidak, gotong royong dia ikut," kata Syafwan kepada detikcom, Selasa (11/4/2023).
![]() |
Selain itu, Bripka Riki juga disebut membina Kelompok Usaha Bersama (KUBE) warga Bungus Barat. Syafwan menyebut Bripka Riki juga ke sekolah-sekolah untuk memberikan penyuluhan kepada anak-anak di Bungus yang berlokasi di pesisir pantai.
"KUBE dia ikut, pelatihan, pendidikan terhadap anak-anak pesantren Ramadan ikut dia," jelasnya.
Menurut Syafwan, Bripka Riki berbeda dengan Bhabinkamtibmas sebelumnya. Bripka Riki disebut lebih aktif membantu dan melayani warga.
"Peran Pak Riki beda dibanding dengan yang lain, yang lain diam saja, kalau dia, dia ikut terjun malam-malam kami turun bersama. Artinya beliau lebih aktif dari pada Bhabinkamtibmas sebelum dia bertugas di Bungus Barat ini," tutur dia.
![]() |
Syafwan adalah Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) setempat, sehingga dia sering berkomunikasi dengan Bripka Riki. Menurutnya, Bripka Riki juga membantu mengajukan proposal kepada pemerintah daerah agar rumah warga yang tidak layak bisa direnovasi.
"(Dia) membantu masyarakat rumah bedah, kita usulkan ke pemerintah. Termasuk mengusahakan ke Dinas Perkim untuk membersihkan lingkungan seperti normalisasi sungai," tutur Syafwan.
Akses Jalan Ditutup Pakai Batu Besar
detikcom juga menghubungi pengusul lainnya Mawardi (57). Mawardi adalah Ketua RT setempat dan sering berkomunikasi dengan Bripka Riki. Mawardi lantas menceritakan proses pembukaan akses jalan yang ditutup warga itu.
"Jadi jalan yang ditimpa batu itu jalan ke Pantai Sako, tempat pariwisata. Jadi ditarok batu-batu besar dari pihak dari bapak ini (yang menutup jalan)," tutur Mawardi kepada detikcom.
Untuk membuka akses jalan ini, Mawardi sebagai Ketua RT berkoordinasi dengan Ketua RW dan pemuka adat. Namun tak kunjung ada titik temu, hingga akhirnya dia menghubungi Bhabinkamtibmas Bripka Riki.
"Kalau secara RW saja untuk menyelesaikan nggak mungkin, jadi bertanyalah saya kepada Pak Riki Bhabinkamtimbas, beliaulah yang menengahi, gimana batu bisa dibongkar, batu itu besar dan banyak. Kalau untuk tenaga manusia ndak kuat kita ngangkatnya, jadi didatangkan alat berat oleh Pak Riki sama Pak RW untuk pemindahan batu yang menghalangi jalan itu," kata Mawardi.
![]() |
Mawardi menyebut Bripka Riki awalnya berkomunikasi dengan pihak yang menutup jalan, Ketua RW, RT hingga pimpinan adat. Setelah musyawarah dilakukan, akhirnya jalan yang menjadi akses ke Pantai Sako, Bungus itu berhasil dibuka kembali.
"Kalau Pak Riki itu sudah banyak menyelesaikan masalah untuk Bungus Barat. Beliau itu sebanyak yang ku ketahui Pak Riki itu untuk Bhabinkamtibmas beliau yang ada di tempat terus-menerus," tutur dia.
Mawardi menyebut sebagian wilayahnya kadang-kadang dilanda banjir. Dia menyebut Bripka Riki selalu membantu warga menangani banjir tersebut.
"Kalau Pak Riki itu memang orangnya udah... apapun acara kita telepon atau tahu dari orang lain dia pasti datang. Bungus Barat ini luas. Itulah hari hujan-hujan, banjir, badai beliau tetap eksis dalam menjalankan tugasnya," jelas dia.
![]() |
Duduk Perkara Sengketa Lahan
Bripka Riki menjadi Bhabinkamtibmas di Bungus Barat sejak Maret 2022. Tugas pertama yang dihadapi Bripka Riki adalah mengatasi sengketa akses jalan di wilayah itu.
"Saya dipercaya sebagai Bhabinkamtimbas di Bungus Barat dengan catatan saya harus bisa menyelesaikan sengketa, ada batu yang ditarok di jalan yang menjadi akses masyarakat. Itu saya harus selesaikan, jadi saya harus menyelesaikan PR itu," kata Bripka Riki kepada detikcom.
Bripka Riki menyebut jalan itu berada di atas tanah adat. Tanah itu awalnya dikuasai oleh mamak kepala waris semasa hidupnya. Namun ketika mamak kepala waris itu meninggal dunia, timbullah sengketa akan lahan itu.
Bripka Riki menyebut lahan tersebut harusnya dikembalikan kepengurusannya kepada kaum, bukan diwariskan kepada anak kandung dari mamak kepala waris. Akan tetapi si anak kepala waris masih ingin menguasai tanah itu.
"Pertama kan ayah si A ini kan mamak kepala waris, kalau di sini di Minangkabau ini kan ada suku, jadi mamak kepala waris ini udah meninggal dunia, otomatis udah meninggal dunia yang namanya tanah masih tanah ulayat itu kembali ke kaum, karena anak yang pemilik harta sako ini nggak mau, jadi nggak mau jadi ditutuplah akses jalan di sana untuk memasuki Pantai Sako," kata dia.
"Jadi pada saat itu udah 2 tahun batu tidak berpindah makanya saya diganti menjadi Bhabin di kelurahan Bungus Barat. Alhamdulillah dalam jangka waktu 15 hari batu tersebut bisa saya pindahkan setelah koordinasi, karena akan dibangun SD di sana," imbuhnya.
![]() |
Bripka Riki menyebut akses jalan itu ditutup lantaran pihak penutup ingin menguasai lahan di sekitar Pantai Sako dan tak ingin wisata pantai itu dikunjungi warga.
"Tanah itu kan ada Pantai Sako, tempat wisata, jadi dia nggak mau tempat wisata itu hidup lagi. Itu kan tanah ulayat, sekarang yang mengelola anaknya (mamak kepala waris). Kalau di Minangkabau kalau tanah ulayat kembali ke kaumnya, kembali ke anak kemenakannya, bukan ke anak kandungnya (mamak kepala waris)," tutur dia.
Bripka Riki kemudian berbicara dengan pihak RW, RT hingga pihak yang menutup jalan itu. Dia mendorong agar masalah diselesaikan secara adat.
"Kalau pertama komunikasi baik-baik aja, saya bilang sama beliau (yang menguasai lahan) 'kalau mau selesaikan secara adat, kalau tidak selesaikan secara perdata, tapi yang untuk akses jalan mau tidak mau, suka tidak suka wajib untuk kita buka' karena itu adalah fasilitas umum, kalau fasilitas umum kalau namanya tanah ulayat dan udah dibagi dalam kita membuat sertifikat tanah, di sertifikat tanah sudah ada berapa lebar untuk fasilitas umum kan sudah ada," kata Bripka Riki.
Setelah berdialog dengan pihak yang menutup jalan itu, akhirnya ditemukan kata sepakat. Alat berat pun dikerahkan untuk mengangkat tumpukan batu di tengah jalan itu.
"Iya mau, kan dalam program pembangunan juga," tutur dia.
Dampingi Kelompok Usaha Bersama
Sebagai Bhabinkamtibmas, Bripka Riki juga mendampingi dan membina Kelompok Usaha Bersama (KUBE) warga Bungus Barat. Kelompok usaha ini ada yang bergerak di bidang pertanian dan usaha kue.
"Kita bina KUBE, kita kan di Kelurahan Bungus Barat jadi pilot project untuk mewakili Sumbar menuju keuangan sehat, karena kita kan habis Covid, jadi dengan itu kita lakukan pembinaan kepada KUBE, kita lakukan pembinaan kepada masyarakat nelayan dan petani. Rata-rata di sini masyarakat saya nelayan dan petani," tutur dia.
Selain pembinaan, Bripka Riki juga mencarikan modal untuk usaha ini. Proposal juga diajukan agar mendapatkan dana reses anggota dewan.
"Jadi kita usahakan modal dari dananya masyarakat dan dana dari reses anggota dewan," kata Bripka Riki.
![]() |
Salah satu usaha warga tersebut adalah kue kering yang berbahan dasar kelapa muda. Usaha itu akan dipasarkan di galeri milik kecamatan.
Selain itu, Bripka Riki juga mendampingi pertanian warga. Dia akan mendampingi dari proses penanaman hingga panen.
"KUBE-nya usaha Tunas Bangsa, terus pertanian. Yang Tunas Bangsa jualan kue. Di sini kecamatan kan ada galerinya, jadi kita letakkan di galeri kue-kue yang dibuat dari kelapa muda dijadikan ciri khas Kelurahan Bungus Barat, jadinya keripik, tapi bahannya dari kelapa," tutur dia.
Nelayan yang ada di Bungus Barat juga dibantu pengadaan jaring ikan. Bripka Riki akan mengajukan bantuan kepada pemerintah atau berbagai pihak agar nelayan memiliki jaring baru.
"Kalau untuk nelayan kita usahakan jaringnya. Karena saya baru satu tahun menjabat di sini baru 3 nelayan," tutur dia.
Bantu Program Bedah Rumah
Bripka Riki juga mengusulkan kepada pemerintah Kota Padang untuk merenovasi rumah warga. Dia menyebut ada 2 rumah yang dibedah di Bungus.
"Saya juga lagi program bedah rumah, alhamdulillah kemarin... kalau saya dana pribadi itu nggak ada, jadi saya usahakan. Alhamdulillah sudah saya usulkan, insyaallah habis lebaran ini dibedah rumahnya oleh wali kota Padang. Kemarin kan jatah dari wali kota, ada program wali kota namanya Semata (Semalam di Palanta) jadi yang dicek hanya 2 rumah, rumah yang saya ajukan 1 sama yang di Bungus Selatan, jadi yang dibedah duluan oleh wali kota Padang di Bungus Selatan, di Bungus Barat insyaallah habis lebaran," tutur Bripka Riki.
![]() |
Selain itu, Bripka Riki juga mengusahakan pengecoran jalan di wilayah Kandang, Bungus. Sehingga jalan itu tidak tergenang air ketika hujan.
"Saya buatkan jalan, dahulu jalannya kampung sekarang saya udah beton jalannya jadi nggak banjir lagi dan saya usahakan rumah yang tidak mampu saya lakukan bedah rumah," jelasnya.
(lir/fjp)