Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono merespons usulan kenaikan tarif TransJakarta jadi Rp 5.000 saat jam sibuk. Heru menilai TransJakarta dapat meningkatkan pendapatannya dari sumber lain.
"Selain pelayanan TransJakarta itu umum, tentunya kan TransJakarta bisa dari sumber-sumber lainnya untuk meningkatkan pendapatan, tidak harus dari tarif TransJakarta dinaikkan," ujar Heru Budi di Auditorium Dinas Pendidikan DKI, Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2023).
Menurut Heru, usulan kenaikan itu masih hanya berupa survei. Dia menyebut dari survei masih harus dilakukan berbagai kajian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namanya aja survei, survei kan ada lanjutannya, diskusi, forum diskusi, FGD, dan lain-lain," tuturnya.
Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) sebelumnya disebut mengusulkan kenaikan tarif bus TransJakarta (TransJ). Pihak TransJ pun menyerap aspirasi pelanggan.
TransJ meminta pendapat pelanggan dengan cara membagikan survei kepada para pelanggan. Pelanggan dimintai pendapat soal kenaikan tarif TransJ di jam sibuk.
"Adanya usulan penyesuaian tarif Transjakarta dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menjadi Rp4.000 dan Rp5.000 pada waktu sibuk (07:01-10:00 dan 16:01-21:00)," demikian tulis pihak TransJ lewat akun Twitter @PT_Transjakarta, Senin (10/4).
Mereka menyatakan ingin mengetahui masukan pelanggan terkait penyesuaian tarif TransJ yang terbaru. Dalam postingan tersebut, TransJ ikut mengunggah QR code untuk dipindai yang akan terhubung ke laman survei daring TransJ. Aspirasi penumpang terkait kenaikan tarif hingga Kamis (14/4) nanti.
"Sampaikan pendapat Sahabat TiJe atas gagasan kalian dengan cara scan QR code yang tertera atau melalui link https://bit.ly/TarifTJ," katanya.
Simak juga 'Kala TransJakarta Gandeng Swedia untuk Studi Infrastruktur Pengisian Baterai':