Mahfud Md Ingatkan Muslim RI Tak Perlu Tiru Tradisi Pakaian Bangsa Lain

Mahfud Md Ingatkan Muslim RI Tak Perlu Tiru Tradisi Pakaian Bangsa Lain

Yudistira Imandiar - detikNews
Rabu, 12 Apr 2023 13:38 WIB
Mahfud MD
Foto: Istimewa
Jakarta -

Menko Polhukam Mahfud Md menyatakan bahwa budaya Islam Indonesia yang berkembang saat ini sudah sesuai dengan ajaran Islam. Mahfud masyarakat Indonesia tidak perlu meniru tradisi berpakaian bangsa lain selama pakaian dan budaya yang dipraktikkan bangsa Indonesia sesuai dengan inti ajaran Islam.

''Islam wasathiyah yang harus menjadi ciri khas bangsa Indonesia mengajarkan penganutnya bersikap moderat dalam segala bidang, termasuk dalam berpakaian. Wasatiyyah berarti di tengah, moderat,'' jelas Mahfud saat tampil sebagai penceramah dalam peringatan Nuzulul Qur'an yang dilaksanakan oleh DPP PDI Perjuangan di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (11/4).

Mahfud menyatakan umat Islam di Indonesia harus pandai menangkap api Islam seperti yang dijelaskan oleh Bung Karno. Ia menilai api Islam adalah inti ajaran agama yang dibawa Rasulullah Muhammad itu sendiri, misalnya ajaran tentang keadilan, kedermawanan, gotong royong, atau keadilan sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

''Jadi, bukan tradisi orang Arab itu yang kita ambil dan praktikkan, misalnya menggunakan gamis atau cadar, tapi bagaimana inti ajaran Islam kita laksanakan dengan baik. Banyak tokoh-tokoh perempuan Islam Indonesia di masa lalu juga hanya menggunakan kerudung, bukan jilbab seperti yang populer digunakan saat ini. Tentu saja saya tidak mengatakan mengambil tradisi Arab dilarang, tapi sekali lagi, mari kita cerdas mengambil inti ajaran Islam,'' tegas Mahfud.

Dia mencontohkan ada seorang perempuan bercadar mengajak Mahfud untuk berfoto bersama. Usai berfoto bersama, Mahfud bertanya jika dia menggunakan cadar saat berfoto, siapa yang tahu bahwa di balik cadar itu adalah dirinya.

ADVERTISEMENT

''Dia tidak bisa menjawab. Masa dia bercadar tapi berfoto dengan saya. Lha, orang lain akan bertanya siapa yang di balik cadar itu?'' cetus Mahfud.

Mantan Ketua MK itu menambahkan, sikap wasathiyah ditunjukkan oleh Allah sendiri saat berkomunikasi dalam Al-Qur'an. Kepada umat Islam, Allah menamakan dirinya Allah, sedangkan kepada umat manusia Allah menyebut Diri-nya Rabb yang berarti Tuhan. Menurut Mahfud itu bentuk toleransi Allah kepada para hamba-Nya.

''Pancasila juga mengakui kebebasan setiap manusia, tapi kebebasan mereka dibatasi oleh orang lain. Makanya Pancasila menyebutnya keadilan sosial. Inilah wasathiyah,'' jelas Mahfud.

Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menegaskan setiap tahun partainya memperingati Nuzulul Quran sebagai manifestasi dari ajaran Bung Karno, yakni setiap bangsa Indonesia hendaknya bertuhan dan menjalankan perintah Tuhannya secara leluasa sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaannya masing-masing. Amanat itu disampaikan Bung Karno dalam pidato kelahiran Pancasila 1 Juni 1945.

''Baik di kantor pusat maupun di sekolah partai di Lenteng Agung, PDI Perjuangan punya masjid. Setiap Jumat sering terlihat Dubes Palestina salat Jumat di masjid kantor DPP PDI Perjuangan," ungkap Basarah

Basarah mengulas tradisi peringatan Nuzulul Qur'an sudah dilaksanakan oleh Bung Karno di Istana Negara sejak 1958 lalu. Saat itu, Bung Karno sendiri tampil sebagai penceramah, dihadiri sejumlah menteri dan duta besar negara-negara sahabat. Bung Karno saat itu menyampaikan ceramah tentang betapa pentingnya ajaran tauhid diresapi oleh semua umat Islam di Indonesia.

''Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945 berpesan agar setiap pemeluk agama menjalankan agamanya dengan tanpa egoisme. Artinya, setiap bangsa Indonesia menjalankan perintah agamanya dengan baik tanpa menyalahkan keyakinan dan kepercayaan orang lain serta hidup saling hormat menghormati satu sama lainnya,'' papar Basarah.

Ketua Umum PP Baitul Muslimin Indonesia Hamka Haq dalam sambutannya menjelaskan tradisi Nuzulul Qur'an dilaksanakan PDI Perjuangan berangkat dari keyakinan bahwa ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa harus terus dijaga. Tanpa ketakwaan yang diresapi, kata dia, masyarakat Indonesia dikhawatirkan akan teralienasi dari ideologi mereka sendiri yang mengajarkan kebertuhanan.

Acara Nuzulul Qur'an itu dihadiri oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri lewat saluran zoom, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan kader partai dari seluruh Indonesia serta sekitar 500 orang jemaah yang hadir langsung di Masjid At Taufiq Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads