Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mengatakan Hari Kesehatan Internasional yang diperingati tanggal 7 April merupakan momentum untuk Indonesia memprioritaskan inovasi sistem kesehatan nasional. Ia juga menegaskan inovasi ini penting untuk pemulihan dan penguatan ekonomi di kawasan ASEAN pascapandemi COVID-19.
Arsjad menambahkan sebagai ketua ASEAN dan ASEAN-BAC 2023, Indonesia berperan penting untuk menjadi panutan reformasi sistem kesehatan di Asia Tenggara.
"Tidak ada lagi ruang bagi sistem dan metode yang lama. Sistem kesehatan yang mutakhir, dinamis, dan tepat sangat krusial bagi kesehatan rakyat dan bangsa Indonesia, serta ASEAN pada umumnya," kata Arsjad dalam keterangan tertulis, Kamis (6/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum Kadin Indonesia ini pun menambahkan reformasi sistem kesehatan Indonesia dan ASEAN harus didasarkan pada aspek 'Gotong Royong' dan 5P. Maksud dari 'Gotong Royong' itu sendiri menekankan pentingnya Indonesia dan negara-negara ASEAN harus bekerja sama secara efektif dan saling membantu dalam mengatasi masalah kesehatan bersama-sama.
Ia juga menyoroti pentingnya memperhatikan lima aspek kunci yaitu people (masyarakat), planet (lingkungan), prosperity (kesejahteraan), peace (keamanan), dan partnership (kemitraan) dalam memperkuat sistem kesehatan nasional.
Selanjutnya, Arsjad menekankan penguatan arsitektur kesehatan harus mempertimbangkan aspek-aspek tersebut sebagai fondasi ekosistem kesehatan nasional dan regional. Arsjad Rasjid berharap bahwa reformasi sistem kesehatan di Indonesia dan ASEAN akan membawa dampak positif yang lebih luas, tidak hanya pada kesehatan individu tetapi juga pada kemakmuran dan stabilitas wilayah secara keseluruhan.
Lebih lanjut, Arsjad menuturkan untuk penguatan sistem kesehatan dan ketersediaan vaksin di Asia Tenggara, ASEAN-BAC membentuk Health Working Group (HWG). Pembentukan kelompok ini juga dilakukan dalam memperingati hari kesehatan internasional yang mengusung tema 'Health for All' atau 'Kesehatan untuk Semua Masyarakat'.
Arsjad menilai meskipun situasi pandemi COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia dan Asia Tenggara terus membaik, penguatan sistem kesehatan tetap diperlukan untuk mencegah penularan penyakit secara permanen. Oleh karena itu, Health Working Group (HWG) ini juga dibentuk untuk mendorong inovasi dan ketersediaan vaksin di seluruh wilayah ASEAN.
Adapun, salah satu inisiatif HWG yang telah dilakukan adalah kampanye 'One Shot Campaign: Making Preventable Disease History'. Kampanye ini bertujuan membangun pencegahan penyakit permanen melalui perluasan cakupan vaksinasi rutin. Kampanye ini berfokus pada tiga pilar: riset dan pengembangan (R&D) vaksin, terapi, dan diagnostik; harmonisasi suplai kesehatan kawasan; dan kemitraan di bidang genomik, digital surveillance, dan konektivitas.
ASEAN-BAC Legacy Lead untuk One Shot Campaign Dr. Michael Rampangilei PUN menyatakan dirinya optimisme terkait kampanye ini.
"Kita berada di titik balik sejarah dalam melawan penyakit yang dapat dicegah. One Shot Campaign adalah langkah konkret yang akan membawa kita menuju kesehatan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat di kawasan Asia Tenggara," kata Michael.
Sementara itu, Policy Manager ASEAN-BAC di Bidang Kesehatan Shuhaela Haqim menuturkan kawasan Asia Tenggara memegang kunci keberhasilan pertumbuhan ekonomi Asia-Pasifik dan dunia. Oleh karena itu, sistem kesehatan yang tangguh diperlukan untuk menjaga aset ekonomi ini.
Simak juga 'Jokowi Tinjau Kesiapan Labuan Bajo Sambut Negara-negara ASEAN':