detikcom Do Your Magic

Bu Ami Protes Penanganan Tembok Rawan Jebol, Ini Jawaban Dinas Citata

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 06 Apr 2023 13:23 WIB
Subkoordinator Urusan Pengaduan dan Penanganan Hukum Dinas Citata DKI Jakarta, Maulana. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Jakarta -

Tembok Bu Ami warga Tebet Jakarta Selatan rawan jebol karena terdesak tanah uruk tetangganya. Setelah serangkaian proses dia jalani bersama Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Citata) DKI, ternyata penanganan masalah ini hanya berupa pemasangan kawat berduri dan tali air. Bu Ami protes karena kecewa. Bagaimana tanggapan Dinas Citata DKI Jakarta?

Semula, Dinas Citata DKI Jakarta menjanjikan pembangunan tembok dan turap untuk mengatasi desakan tanah uruk dari tetangga Bu Ami bernama Abdurachman. Hingga kini, belum ada turap yang dipasang. Bahkan pemasangan tembok juga dikatakan Bu Ami belum terlaksana karena tidak ada fondasi yang cukup kuat untuk menunjang pembangunan tembok yang tinggi.

"Hingga saat ini berdasarkan hasil monitoring kami, pihak Abdurachman masih mengerjakan perbaikan sesuai dengan arahan teknis," kata Sub Koordinator Urusan Pengaduan dan Penanganan Hukum Dinas Citata DKI, Maulana, merespons keluhan dari pihak Bu Ami saat ditanya detikcom, Kamis (6/4/2023).

Pihak yang diminta Dinas Citata DKI mengerjakan perbaikan adalah Abdurachman sendiri selaku pemilik lahan uruk itu. Dinas Citata DKI menjadi pengawasnya agar pembangunan perbaikan sesuai rencana. Perbaikan kini dikatakan Maulana masih berproses.

"Berupa, pertama, pemasangan tembok pembatas lahan. Kedua, pengurangan beban turap dengan mengurangi tanah urukan. Ketiga, membuat drainase. Dan itu semua dalam proses pekerjaan," kata Maulana.

Tali air atau drainase di tanah uruk Abdurachman tetangga Bu Ami. (Dok. Istimewa)

Pihak Bu Ami ingin agar Abdurachman membangun fondasi yang memadai di batas lahan uruk dengan tembok rumah Bu Ami. Tujuannya, agar tembok Bu Ami aman dari desakan tanah dan air dari tanah uruk Abdurachman. Soal aspirasi Bu Ami yang ingin adanya fondasi itu, Maulana tidak merespons.

Arsitek kerabat Bu Ami mendesak pemilik lahan uruk segera membangun fondasi di kedalaman tanah. "Fondasi di lahan uruk itu tidak sampai dasar tanah. Itu adalah fondasi gantung, itu sangat berbahaya," kata arsitek adik ipar Bu Ami, Iryanto, kepada detikcom, Selasa (4/4).

Dia menjelaskan, fondasi gantung itu sebenarnya bukanlah fondasi melainkan dinding batu kali saja. Fondasi gantung berupa dinding batu kali itu berada pada ketinggian 2 meter dari lantai rumah Bu Ami yang letaknya lebih rendah ketimbang lahan uruk Abdurachman, si pemilik lahan uruk.

Fondasi gantung semacam ini berbahaya karena dapat mengalirkan air di musim hujan. Air itu mencari jalan sendiri dan ketemu dengan dinding rumah Bu Ami. Retaklah dinging rumah Bu Ami. Adapun batu yang menjadi fondasi gantung itu bakal turun ke bawah karena tanah di bawahnya menjadi lembek oleh air. Bila itu terjadi, tembok-tembok tetangga terdekat bia jebol. Itu berbahaya.

Kawat berduri di tanah uruk Abdurachman tetangga Bu Ami. (Foto: dok. Istimewa)

Fondasi di sini seharusnya dibangun di kedalaman 3,6 meter, yakni lebih dalam ketimbang lantai rumah Bu Ami yang posisinya lebih rendah ketimbang lahan uruk Abdurachman. Di atas fondasi, turap bisa dibangun dengan konstruksi setengah trapesium. Bagian bawah lebih lebar dan bagian atas lebih sempit.

"Dia harus bikin fondasi tingginya 3,6 meter dan lebar bawah 1,4 meter serta di atas 40 cm," kata dia.

Tembok rumah Bu Ami dilubangi agar terlihat bahwa tak ada fondasi di tanah uruk tetangga di sebalik tembok. 10 Februari 2023. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Tanah uruk Abdurachman yang mepet dengan tembok rumah Bu Ami. Tembok Bu Ami menjadi rawan jebol. Rumah Bu Ami lebih rendah, hanya terlihat gentengnya saja dari sisi tanah uruk Abdurachman. (Rumondang Naibaho/detikcom)

Simak juga 'Heru Cek Kabel Semrawut di DKI: Kalau Nggak Diberesin, Kita Tak Beri Izin':




(dnu/dnu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork