Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) disebut tidak merekomendasikan impor kereta bekas dari Jepang untuk KRL. Rekomendasi ini membuat resah para pengguna KRL yang tiap hari berdesakan dalam kereta.
Salah satu penumpang KRL, Ardi (38), mengaku tidak setuju dengan BPKP. Ia mengaku seharusnya BPKP merekomendasikan kereta bekas impor Jepang jika ingin mengurangi kepadatan di KRL.
"Nggak setuju sih mas. Ya kalau emang mau kurangin padet di KRL harus segera impor kereta bekas Jepang-lah ," kata Ardi di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ardi mengatakan seharusnya pemerintah lebih cepat mengurusi hal tersebut. Ia mengatakan sudah lelah menghadapi kepadatan di KRL.
"Pemerintah harusnya cepat ngurusin masalah ini. Udah capek saya Mas desek-desekan," katanya.
Penuhnya KRL dan keramaian di stasiun sudah jadi 'makanan' sehari-hari bagi Ardi dan banyak pengguna KRL lainnya. Seperti terlihat di Stasiun Tanah Abang sore tadi. Sekitar pukul 16.40 WIB, Stasiun Tanah Abang dipadati para pekerja yang hendak pulang ke rumah masing-masing.
Kepadatan penumpang terjadi di setiap peron. Penumpang yang berada di peron 2 dan 3, yaitu arah Duri, Jatinegara, Bekasi, dan Cikarang lebih ramai dibandingkan peron 5 dan 6 yang menuju Serpong.
Per pukul 16.59 WIB, kondisi di Stasiun Tanah Abang terpantau makin ramai. Antrean penumpang yang menunggu KRL terlihat semakin panjang.
Terlihat juga penumpang memadati tangga dan eskalator. Tampak beberapa petugas berjaga di setiap titik untuk memastikan penumpang tetap tertib.
Salah satu pengguna KRL di tengah keramaian tersebut, Kevin (28) mengatakan BPKP seharusnya merekomendasikan kereta impor bekas Jepang. Ia menanggap hal itu bisa lebih cepat mengatasi kepadatan di KRL.
"Ya harusnya rekomendasiinlah biar cepet. Biar kurangin kepadetan juga," katanya.
Kevin mengatakan tidak setuju bila KCI lebih memilih produk buatan PT INKA. Ia mengatakan membutuhkan waktu yang lama menunggu produk buatan PT INKA.
"Kelamaan kalo buatan produk lokal. Apalagi katanya perlu ngajuin lagilah apalah," ungkapnya.
Pendapat yang sama datang dari Rima (45). Ia mengatakan tidak mengerti kenapa BPKP tidak merekomendasikan kereta impor bekas Jepang.
"Bingung juga kenapa ya nggak direkomendasiin. Padahal kalo mau cepet ya mending impor aja," ujarnya.
Rima mengatakan permasalahan ini harus cepat diselesaikan. Ia berharap KCI bisa cepat mengatasi kepadatan pada KRL yang kerap terjadi.
"Harusnya cepet selesai si masalah ini. Ya semoga pemerintah bisa nemu solusi yang bisa kurangin kepadatan di KRL," ucapnya.
Simak juga Video 'Panas! Andre Rosiade Emosi Rapat Bareng KCI-INKA Bahas Impor KRL':
BPKP Disebut Tak Rekomendasikan Impor Kereta Bekas dari Jepang
Sebelumnya diberitakan, anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mendapat informasi perkembangan rencana impor kereta bekas KRL dari Jepang. Andre Rosiade mendapat informasi yang menyebutkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tidak merekomendasikan impor kereta bekas dari Jepang.
Andre Rosiade, dalam keterangannya, menyebut BPKP sudah menyerahkan laporan hasil audit rencana impor kereta bekas ke Kemenko Marinves. Andre menyebut BPKP tidak merekomendasikan impor tersebut.
"Informasinya juga yang saya dengar, dari sumber saya pejabat tinggi Kementerian BUMN, bahwasanya BPKP menolak merekomendasikan impor kereta bekas," ujar Andre Rosiade.