Din dan Hasyim Terpilih Sebagai Presiden WCRP

Din dan Hasyim Terpilih Sebagai Presiden WCRP

- detikNews
Rabu, 30 Agu 2006 18:30 WIB
Kyoto - Dua tokoh Islam Indonesia, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi, terpilih sebagai Presiden Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian (World Conference on Religion for Peace/WCRP). Din dan Hasyim terpilih dalam Assembly ke-8 yang berlangsung di Kyoto, Jepang 25-29 Agustus 2006. Hasyim Muzadi terpilih sebagai salah seorang dari 9 presiden, sedangkan Din Syamsuddin sebagai presiden kehormatan (honorary president).WCRP adalah organisasi lintas agama yang berdiri 36 tahun yang lalu dan berpusat di Markas PBB New York, menghimpun tokoh-tokoh berbagai agama dari seluruh dunia dan berjuang mewujudkan perdamaian dunia dengan pendekatan keagamaan. Pada pertemuan di Kyoto, hadir 600-an tokoh 20 agama dari 100 negara di dunia.Kedua tokoh Islam Indonesia itu dipilih atas pertimbangan prakarsa dan peran serta keduanya dalam mengembangkan perdamaian baik di tingkat nasional maupun internasional. Hasyim Muzadi beberapa waktu lalu mengadakan konferensi ulama dan cendekiawan muslim sedunia dan membantu resolusi konflik di Thailand Selatan, sedangkan Din Syamsuddin beberapa waktu lalu mengadakan East Asia Religious Leaders Forum dan medio Agustus lalu World Peace Forum di Jakarta. Din Syamsuddin yang sedang berada di Moskow, Rabu (30/8/2006) untuk menghadiri Pertemuan Aliansi Strategis Rusia-Dunia Islam mengatakan bahwa pengangkatan itu merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab yang harus diemban dengan baik. Hal itu juga merupakan penghargaan atas peran Islam di Indonesia yang terakhir ini memang menunjukkan dinamika sebagai agen Islam rahmatan lil alamin."Mudah-mudahan peran serta ini dapat memberi dampak bagi pengembangan kerukunan domestik kita yang harus diakui masih menyisakan masalah yang potensial menjadi bom waktu di masa depan, khususnya dalam relasi antara Islam dan Kristen dan relasi antara Islam dan Tionghoa, dua agenda yang harus diselesaikan dengan baik," ucap Din. (asy/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads