.webp)
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono mendorong terlaksananya revitalisasi balai pertemuan di RW 03 Kelurahan Genting Kalianak, Kecamatan Asemrowo. Balai pertemuan tersebut mendapat sejumlah perbaikan, mulai dari rehab atap dan dinding, pengecatan ulang, hingga pemasangan porselen pada lantainya.
Dalam acara peresmian pada Senin (3/4) itu, Ketua RW 03 Jumali mengucapkan terima kasih kepada Adi serta Pemerintah Kota Surabaya yang telah mendukung proses revitalisasi balai tersebut.
"Kami bersyukur, balai RW telah diperbaiki. Terima kasih Pemkot Surabaya dan DPRD yang memperjuangkan perbaikan ini," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (3/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, Adi berharap balai-balai pertemuan di kampung-kampung dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat. Menurutnya, revitalisasi tersebut dapat memperkuat keguyuban dan kerukunan warga kampung.
"Revitalisasi balai pertemuan di kampung akan memicu antusiasme warga masyarakat, memperkuat gotong royong dan kerja sama warga kampung dalam berbagai aktivitas. Juga memperkuat aspek keamanan lingkungan," tuturnya.
Ia menambahkan DPRD Kota Surabaya bersama Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji berkomitmen memperkuat pembangunan di kampung-kampung.
"Kampung-kampung harus tumbuh dan berkembang di tengah kemajuan Surabaya. Kampung menjadi penopang kemajuan kota. Sehingga berbagai pembangunan di Surabaya tidak meninggalkan karakter jati dirinya, di antaranya dengan memperkuat eksistensi kampung," sambungnya.
Serap Aspirasi Masyarakat Kampung
Kampung Geblak yang terletak di Jambangan telah berhasil disulap oleh warganya menjadi kawasan edukasi lingkungan yang kini kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah dan nasional. Geblak sendiri merupakan singkatan dari gerakan balik kanan, yakni mengubah tempat pemukiman menjadi menghadap sungai.
Dalam kunjungannya ke Kampung Geblak, Adi menampung sejumlah aspirasi dari masyarakat setempat.
"Tempo hari tokoh masyarakat dan ibu-ibu penggiat kampung mengajukan tempat untuk bank sampah dan rehab balai pertemuan," ucapnya.
Selain sebagai tempat edukasi, warga juga berharap kampung mereka dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata air. Mereka juga berharap kegiatan sosial ekonomi dan karang taruna bisa difasilitasi agar lebih berkembang.
Di Kampung Tua Peneleh, warga meminta kepada Adi agar diadakan kursus bahasa asing agar mereka dapat memandu turis mancanegara yang datang berkunjung.
"Kami mengajukan kursus bahasa asing untuk tour guide jika ada wisatawan asing yang berkunjung ke kawasan Peneleh dan kampung Soekarno," tutur Ketua RT 01/RW 13 Kelurahan Peneleh Andalusi.
Ketua RT 02 Agus menambahkan kursus bahasa asing tersebut peminatnya sebagian besar berasal dari kalangan anak-anak muda. Menurutnya, Kampung Peneleh yang terintegrasi dengan Kampung Soekarno, tempat kelahiran sang proklamator di Jalan Pandean Gang 4 No. 40 itu memiliki sejumlah situs-situs cagar budaya yang sering dikunjungi turis domestik dan asing.
Lebih lanjut, Ketua RW 13 Kelurahan Peneleh Syaiful mengatakan balai pertemuan di wilayahnya sudah direhab Pemkot Surabaya dan bisa dijadikan pusat kegiatan warga.
"Kalau Minggu pagi, masyarakat melakukan senam pagi. Di balai ini juga diwadahi sekolah PAUD, ibu-ibu PKK, Posyandu, tempat kami berembuk untuk mencapai mufakat," katanya.
Di Balai RW 06 Kelurahan Dukuh Kupang, Adi menyerap aspirasi pembangunan yang selama ini belum terealisasi. Seperti masalah banjir, perbaikan jalan, hingga sarana dan prasarana kampung. Salah seorang tokoh masyarakat, Moh. Amin, mengungkapkan warga di wilayahnya membutuhkan perbaikan saluran air, pembangunan gorong-gorong dan penerangan jalan.
Sementara di Kelurahan Gununganyar, Ketua RW 01 Bambang Widjanarko meminta kepada Pemkot Surabaya renovasi balai pertemuan agar bisa menjadi pusat kegiatan warga.
"Renovasi sudah lama tertunda, dan hal ini sebagai komitmen Pemkot Surabaya atas dibukanya jalan MERR hingga tembus tol Juanda," ucapnya.
Di Pacar Kembang, warga meminta kepada Adi untuk melakukan instalasi CCTV, pavingisasi, perbaikan saluran air dan pembenahan balai RT. Sedangkan di Balas Klumprik, tokoh kampung mengajukan alat-alat kesehatan dan pemberdayaan, perbaikan dan penerangan jalan, serta perbaikan saluran air.
Menanggapi aspirasi warga tersebut, Adi menyebut pada APBD Surabaya telah dialokasikan dana kelurahan yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasarana kampung. Serta, mendanai program-program pemberdayaan masyarakat.
Tak hanya itu, ia menambahkan dalam APBD tersebut sudah dianggarkan pula pembangunan di kawasan pemukiman untuk masing-masing dinas teknis.
Adi menuturkan beragam usulan pembangunan tersebut menunjukkan warga kampung antusias membenahi kawasan lingkungan tempat tinggalnya. Menurutnya, warga kampung juga mendorong berbagai program pemberdayaan sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan, serta kepemudaan dapat difasilitasi di APBD Kota Surabaya.
(fhs/ega)
