Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid mengapresiasi upaya PT Pertamina dalam mengatasi kebakaran kilang minyak di Dumai, Riau. Menurutnya, kebakaran karena ledakan kilang itu bisa dipadamkan dalam waktu singkat yakni 9 menit saja.
"Ini menjelaskan bahwa fire fighting system berfungsi dengan baik. Kebakaran dapat diisolasi dengan baik sehingga tidak menyebar ke kompresor," kata Nusron dalam keterangan tertulis, Senin (3/4/2023).
Nusron menilai Pertamina telah bergerak cepat dalam penanganan dampak kebakaran itu. Adapun sembilan operator yang menderita luka ringan telah mendapat perawatan medis dan sudah kembali ke rumah masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rumah-rumah, masjid, dan sekolah yang terkena getaran juga sudah langsung diinventarisasi dan segera akan dilakukan perbaikan," ujarnya.
Ia menambahkan PT Pertamina akan langsung melakukan perbaikan kilang. Peralatan-peralatan yang tidak terdampak juga akan dioperasikan kembali setelah dilakukan pengecekan secara holistik.
"Suplai BBM juga dipastikan aman, karena back up sytem langsung dijalankan, untuk menghindari terjadinya tambahan impor BBM pasca insiden ini," terangnya.
Selain mengapresiasi, Politisi Partai Golkar ini juga mengingatkan PT Pertamina untuk memperbaiki manajemen risiko. Hal ini dirasa penting untuk mencegah peristiwa kebakaran serupa terulang di kemudian hari, mengingat banyaknya fasilitas Pertamina yang terbakar dalam waktu belakangan.
"Harus ada tim investigasi internal untuk perbaikan manajemen risiko ke depan. Terlalu sering (insiden kebakaran) dalam waktu berdekatan," ungkapnya.
Nusron mencatat setidaknya ada 7 kali kebakaran di fasilitas Pertamina dalam dua tahun terakhir. Termasuk peristiwa di Depo Plumpang, Jakarta Utara yang memakan banyak korban jiwa.
Adapun daftar peristiwa tersebut antara lain:
1. Balongan, 29 Maret 2021
2. Cilacap, 11 Juni 2021
3. Cilacap, 13 November 2021
4. Balikpapan, 4 Maret 2022
5. Balikpapan, 15 Mei 2022
6. Plumpang, 3 Maret 2023
7. Dumai, 1 April 2023
Nusron menilai perlu adanya early warning system yang bisa mencegah peristiwa serupa terulang. Selain itu, Pertamina dinilai perlu mengangkat direktur yang khusus menangani masalah HSSE (health, safety, security and enviromental).
"Pertamina harus memperbaiki sistem keselamatan lingkungan kerja mengingat kejadian ini sudah beruntun. Setidaknya sudah 7 kali dalam dua tahun ini," pungkasnya.
(akd/ega)