Asa dan Langkah Keluarga di Sewindu Kematian Akseyna

Asa dan Langkah Keluarga di Sewindu Kematian Akseyna

Tim detikcom - detikNews
Senin, 03 Apr 2023 04:01 WIB
Mahasiswa UI menggelar aksi simbolik mengenang 7 tahun kematian Akseyna Ahad Dori. Mahasiswa berharap kasus ini diusut kembali hingga terang kasusnya. (Dwi Rahmawati/detikcom)
Foto: Saat mahasiswa UI menggelar aksi simbolik mengenang 7 tahun kematian Akseyna Ahad Dori. Mahasiswa berharap kasus ini diusut kembali hingga terang kasusnya. (Dwi Rahmawati/detikcom)
Jakarta -

Sewindu berlalu misteri kematian Akseyna Ahad Dori di Danau Kenanga belum juga ada titik terangnya. Keluarga Akseyna berharap masih ada keadilan untuk Akseyna dan akan menagih hasil penyelidikan polisi.

Diketahui, BEM atau Badan Eksekutif Mahasiswa UI pada Jumat (31/3/2023) menggelar aksi simbolik mengenang delapan tahun kematian Akseyna di Danau Kenanga UI. Mereka berorasi sore hari di lokasi penemuan jasad Akseyna.

Sejumlah mahasiswa mengenakan pakaian berwarna hitam. Beberapa membawa poster foto Akseyna sebagai simbol mengenang sewindu meninggalnya Akseyna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spanduk bertulisan 'Sewindu Dibuat Semu #8 Tahun Akseyna'. Orator menyampaikan kekecewaan karena kasus Akseyna, yang ditemukan tewas tenggelam dengan tas berisi batu di Danau UI, tak kunjung terungkap.

Sejumlah mahasiswa membawa poster foto Akseyna dengan tulisan 'Menolak Lupa 26 Maret 2015 Tuntut Keadilan Untuk Akseyna'. Ketua BEM FIA UI Verrel menilai ada pembiaran terkait tewasnya Akseyna.

ADVERTISEMENT

"Selama 8 tahun ini di tim keluarga dan mahasiswa tidak berhenti memperjuangkan keadilan tapi fakta yang di lapangan pihak kepolisian dan UI diam seribu bahasa seperti ada yang ditutup-tutupi padahal sejak awal sudah jelas ini kasus pembunuhan," kata Verrel di UI.

Verrel mendesak polisi dan UI mengusut tuntas kematian Akseyna. Dia mengatakan tewasnya Akseyna menjadi duka berkepanjangan.

"Jadi tuntutan kami bagaimana polisi dan UI mengusut tuntas siapa pelakunya. Karena ini duka berkepanjangan," jelasnya.

Kasus Kematian Akseyna

Dirangkum detikcom, Minggu (2/4/2023), peristiwa tewasnya Akseyna awalnya terungkap pada Kamis 26 Maret 2015 saat aparat Polsek Beji dan Polresta Depok mengangkat sesosok mayat pria di danau yang terletak di sisi utara Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, di tengah guyuran hujan deras. Tak ada identitas di tubuhnya.

Mayat pertama kali ditemukan seorang mahasiswa pada pukul 09.00 WIB. Setelah dilaporkan, polisi pun mengevakuasinya. Korban mengenakan sepatu kets warna hitam, celana jeans kelabu, dan kaos putih.

Korban diduga sudah beberapa hari tewas. Ada batako yang terikat di tubuh korban. Kemungkinan besar, ia diduga sengaja ditenggelamkan. Ada bekas kekerasan benda tumpul di kening korban. Penemuan mayat mengundang perhatian sivitas akademika UI. Tampak puluhan mahasiswa dan karyawan menyaksikan olah TKP.

Selasa, 31 Maret 2015

Teka teki mayat pria yang ditemukan mengapung di Danau UI itu pun terungkap. Mayat itu ternyata seorang mahasiswa UI dari jurusan Biologi Fakultas MIPA bernama Akseyna. Keterangan ini dikonfirmasi pihak UI.

"Almarhum Akseyna Ahad Dori ditemukan wafat dan jenazahnya mengapung di Danau Kenanga UI pada Kamis (26/3) pukul 09.55 WIB," kata Kepala Kantor Humas dan KIP UI saat itu, Rifelly Dewi Astuti, dalam keterangannya.

Menurut Rifelly, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian atas kasus tewasnya Akseyna. Termasuk mencari tahu soal dugaan pembunuhan dalam kasus ini.

Asa dan langkah keluarga di sewindu kematian Akseyna. Baca di halaman selanjutnya>>

Lihat juga Video: Kasus Akseyna Kembali 'Hidup', Ayahanda Ingin Polisi Cepat Menguak Fakta

[Gambas:Video 20detik]



UI soal Sewindu Kasus Akseyna

Pihak UI buka suara terkait kekecewaan yang disampaikan BEM UI atas misteri kematian Akseyna Ahad Dori yang belum terungkap. Kepala Humas dan KIP UI Amelita Lusia mengatakan saat ini kasus tersebut merupakan tanggung jawab kepolisian.

"Kasus almarhum, seperti kita ketahui bersama, sudah menjadi tanggung jawab Kepolisian RI," kata Amelita saat dihubungi, Sabtu (1/4/2023).

"Secara normatif dan legal, Kepolisian RI merupakan pihak yang memiliki kewenangan dan kompetensi untuk menangani kasus-kasus seperti ini," sambungnya.

Dia mengatakan UI bukan pihak yang memiliki kewenangan dan kompetensi untuk mengusut kasus kematian Akseyna. Meski begitu, dia mengatakan pihaknya akan mendukung kepolisian dalam menangani kasus tersebut.

"Namun, dalam penanganan kasus ini, UI telah dan akan terus mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh Kepolisian RI," ujarnya.

Dia menyebut pihaknya siap membantu kepolisian jika diperlukan. Menurutnya, UI akan melakukan upaya yang terbaik untuk kasus tersebut.

"Jika ada hal yang perlu dilakukan, tentu akan kami upayakan pemenuhannya dengan sebaik mungkin," tuturnya.

Langkah Keluarga

Kasus kematian mahasiswa UIAkseyna Ahad Doridi Danau Kenanga belum terungkap setelah berjalan sewindu. Pihak keluarga bakal menagih hasil penyelidikan polisi.

Ayah Akseyna Marsekal Pertama TNI (Purn) Mardoto mengatakan sejak Oktober 2022, pihak keluarga sudah berkoordinasi dengan Kompolnas terkait pengusutan perkara tersebut. Saat itu hadir pula penyidik dari Polres Metro Depok dan Polda Metro Jaya. Dalam pertemuan tersebut, disimpulkan akan dibentuk tim khusus untuk mengusut perkara yang ada.

"Saya yang terakhir itu Oktober 2022 di Kompolnas sudah bertemu anggota Polda dan Polres. Saat itu diusulkan pembentukan Timsus atau tim kecil menginvestigasi kasus ini secara scientific," kata Mardoto saat dihubungi, Minggu (2/4/2023).

Namun, berjalan beberapa bulan, pihak keluarga tak kunjung diberi kejelasan terkait perkembangan hasil penyelidikan. Mardoto menyebutkan pihaknya akan mendatangi langsung dari Kompolnas, Polda Metro, hingga Polres untuk menagih hal tersebut.

"Iya kita berhak mendapatkan laporan hasil penyelidikan. Kalau laporan kemarin kan laporan lama sekali, (penyelidikan tahun) 2015-2016, harusnya ada perkembangan," ujarnya.

Mardoto mengatakan penyelidikan yang dilakukan selama sewindu terakhir masih semu dan belum ada titik terangnya. Pihak keluarga meminta keadilan dalam kasus kematian Akseyna.

"Artinya ini kan ada keadilan, satu nyawa pun berharga, hak asasi manusia. Harapannya bisa tuntas nggak lama-lama. Dibilang sewindu yang semu, kayak ini," imbuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads