"Saat pendalaman dilakukan, KW mengakui bahwa dirinya telah mengakibatkan korban meninggal dunia. Lalu kami lakukan penggeledahan 1 unit telepon seluler yang disimpan di rumah sakit dan 1 rok yang diduga digunakan untuk menutup wajah korban saat tersangka membunuhnya," kata Kapolda Papua Mathius D Fakhiri kepada wartawan seperti dikutip dari detikSulsel, Rabu (29/3/2023).
Pembunuh Mawar terungkap setelah air liur pelaku tertinggal di dada korban. Pelaku merupakan cleaning service rumah sakit di tempat korban bekerja.
"Air liur tersangka yang menempel di payudara korban menjadi petunjuk utama kasus ini bisa terungkap," ujar Mathius.
Fakhiri menjelaskan jenazah korban awalnya dikirim dan diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Berdasarkan autopsi ditemukan tanda-tanda kekerasan terhadap korban.
"Dari hasil autopsi itu kemudian Polda Papua meminta Polres Nabire segera mengembangkan hasil autopsi yang dilakukan di Makassar. Penyelidikan dilakukan dengan cara scientific crime investigation dilakukan dengan penuh kehati-hatian," tegasnya.
Sementara air liur yang ada pada payudara korban diperiksa. Polisi juga melakukan swab terhadap sejumlah orang di rumah sakit, termasuk KW yang merupakan cleaning service.
"Sampel DNA hasil swab itu kemudian dicocokkan dengan sejumlah saksi yang diduga berkaitan dengan kematian korban. Dari antara 5 orang saksi, 1 di antaranya mengarah pada sampel yang ditemukan di payudara korban, yakni cairan air liur milik saksi (KW)," terangnya.
Baca berita selengkapnya di sini.
Simak juga Video 'Kerabat Sebut Ada Kejanggalan dalam Kematian Dokter Mawar di Nabire':
(knv/idh)