Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku mendapat intimidasi setelah menyiapkan sanksi drop out terhadap 7 mahasiswa tersangka tawuran antarfakultas. Intimidasi tersebut datang dari alumni dan teman-teman para tersangka.
"Saya kira di beberapa kesempatan, beberapa alumninya meminta, misalnya untuk WD 1 mundur misalnya atau untuk segera jangan di drop out ini anak-anak karena inikan masih menjalani proses belum terbukti, pressure-pressure seperti itu mungkin intimidasinya," ujar Ketua Satgas Pengawasan Keamanan dan Ketertiban Kampus Unhas Prof Amir Ilyas, dilansir detikSulsel, Senin (27/3/2023).
Prof Amir mengatakan intimidasi itu hadir dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Banyak pihak dari alumni maupun dari teman-teman pelaku meminta pihak kampus untuk mendamaikan kedua belah pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau intimidasi secara fisik saya kira tidak ya. Cuman aspirasi itu banyak dari alumni, dari beberapa teman-temannya bahwa ini harusnya Unhas mendamaikan, tidak usah bawa ke ranah polisi," ungkapnya.
Pihak kampus diketahui tidak akan memberikan toleransi terhadap pelaku tindak kekerasan. Aksi para tersangka dinilai tidak beretika hingga brutal.
"Unhas sangat tidak toleransi dengan tindak kekerasan. Karena itu kan sudah tidak beretika itu. Caranya kalau sudah brutal seperti itu kan bukan mahasiswa," tegas Wakil Rektor I Unhas Prof Muhammad Ruslin kepada detikSulsel, Kamis (23/3).
Baca selengkapnya di sini.
(rfs/idn)