Kegiatan promosi dan publikasi berperan penting dalam kesuksesan sebuah film. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan membuat poster.
Di masa kini, poster film sering terlihat dalam bentuk digital. Namun, ada masanya ketika poster film dibuat dengan lukisan tangan. Mediumnya bermacam-macam, seperti kain dan papan tripleks. Poster film yang dilukis dengan tangan ini biasa dipajang di depan gedung bioskop untuk menarik perhatian pengunjung, sekaligus memberi tahu film apa yang sedang diputar saat itu. Pemandangan ini umum dilihat tahun 1980-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pelukis poster film pada masa itu adalah A. R. Tanjung. Pria kelahiran Jakarta ini memulai perkenalannya pada dunia lukis poster film di bangku SMP.
"Pada saat saya masuk ke dunia poster film, itu seperti saya masuk ke panti jompo gitu. Karena semua udah tua-tua semua gitu, pelukis-pelukisnya," kenang Tanjung.
Tanjung muda banyak mencuri ilmu dari senior-seniornya di dunia lukis poster film. Belajar dari mereka, Tanjung memahami bahwa ada perbedaan teknik lukis poster film dengan jenis lukisan lain, misalnya fine art.
"Lukis poster film itu harus warna-warna yang cemerlang. Kemudian, tarikannya pun juga harus spontan. Karena lukisan poster film itu, dilihat tidak dengan jarak yang dekat, lima meter sampai sepuluh meter. Jadi harus warna-warna yang berani, warna-warna yang kontras. Beda dengan fine art. Fine art itu harus dengan warna-warna soft, warna-warna yang semu, di-dusel. Karena dia dilihatnya dari dekat, gitu," terang Tanjung.
Saat baru masuk dunia lukis poster film, Tanjung tak langsung bertugas sebagai pelukis poster. Ia memulai karirnya dengan menjadi asisten yang membantu menyiapkan alat lukis dan mengirim poster ke gedung film.
Meski demikian, Tanjung adalah pengamat yang teliti. Sembari menjalankan tugasnya, Tanjung selalu memperhatikan langkah-langkah apa yang dilakukan rekan-rekan pelukisnya dalam membuat poster.
Konsep poster biasanya dibuat oleh kantor produksi film, dalam bentuk foto. Foto itulah yang menjadi acuan para pelukis untuk kemudian dibuat poster.
Pertama-tama, pelukis perlu membuat kisi-kisi. Kisi-kisi adalah coretan berbentuk kotak-kotak, yang nanti menjadi acuan pelukis dalam membuat komposisi lukisan.
Kemudian, mulailah proses membuat sketsa poster. Lalu, dengan cat air, pelukis menentukan percampuran warna dan proses pewarnaan sketsa poster pun dimulai. Tak lupa, judul film dan nama-nama aktor turut dibubuhkan.
Ketika akhirnya mendapat kesempatan menjadi pelukis poster film, Tanjung belajar menuangkan karakter aktor dalam lukisan. Aspek ini penting, karena penonton akan tahu ketika lukisan tersebut tidak mirip dengan sosok sang aktor.
"Tantangan bagi pelukis poster film adalah mengolah rasa. Tiap aktor punya karakter. Kalau tidak mirip, orang akan tahu," kata Tanjung.
Lukisan di poster film umumnya punya komposisi yang khas. Poster akan didominasi oleh wajah tokoh utama, dan didampingi oleh tokoh pendamping. Adegan-adegan menarik dalam film juga turut dilukiskan, misalnya adegan bela diri, tabrakan mobil, hingga adegan-adegan dewasa.
Selama menjalani karir sebagai pelukis poster film, Tanjung paling senang melukis aktris Suzanna. Menurut Tanjung, Suzanna punya karakter tersendiri yang membuatnya menikmati proses melukis posternya.
"(Film) 'Bernafas dalam Lumpur', bukan paling terkenal, saya senang aja (melukisnya). Gambarnya Suzanna. Gambarnya cukup satu, Suzanna aja sudah cukup. Itu sudah mewakilkan segala-galanya. Tidak perlu ada adegan-adegan yang lainnya," kenang Tanjung.
Lambat laun, promosi film dengan media poster lukis mulai ditinggalkan. Tanjung sendiri sudah lama tidak melukis poster film. Poster film terakhir yang dilukis Tanjung adalah Sang Kiai (2013), yang merupakan pesanan dari sebuah gedung bioskop.
Menurut Tanjung, ada beberapa faktor yang ia perkirakan menjadi alasan akan sirnanya profesi ini. Mulai dari aspek digitalisasi, naiknya pajak reklame, hingga ketiadaan regenerasi.
Surutnya permintaan poster film lukis membuat para seniman poster film mulai beralih ke profesi lain. Tanjung memilih tetap aktif di dunia seni rupa sebagai guru gambar dan lukis untuk anak-anak. Ia juga masih berpartisipasi dalam pameran seni, baik tunggal maupun bersama komunitas seniman yang ia ikuti.
Baca juga: A. R. Tanjung Si Pelukis Poster Film 'Panas' |