.webp)
Perhelatan konser BLACKPINK beberapa waktu lalu mempengaruhi lonjakan penumpang MRT Jakarta. Jumlah penumpang tembus 174 ribu selama 2 hari berturut-turut girl group asal Korea Selatan itu menggelar konser di Jakarta.
Data tersebut dipaparkan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat dalam agenda forum jurnalis di Taman Martha Tiahahu Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (23/3/2023). Rinciannya adalah 93.143 penumpang pada hari pertama konser, Sabtu (11/3), dan 81.324 penumpang di hari kedua konser, Minggu (12/3).
Angka tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jumlah penumpang di akhir pekan, yang hanya di angka 50-54 ribu penumpang per hari. Bahkan Tuhiyat banyak menerima permintaan untuk memperpanjang jam operasional MRT selama perhelatan konser BLACKPINK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tambahan penumpang tadi bisa dilihat ya pasti ya, bahkan ada yang bilang banyak yang japri ke saya di-extend sampai jam 3 malam, jadi saya bilang aduh mohon maaf ini karena kita pekerja sesuai dengan SOP," kata Tuhiyat, Jumat (24/3).
Meski begitu, Tuhiyat menekankan penambahan jam operasional tak bisa dilakukan secara mendadak. Dia berujar, prosesnya mesti mengantongi persetujuan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Lebih lanjut dia menjelaskan, penambahan jam operasional sebelumnya pernah diajukan di malam pergantian tahun 2022 ke 2023, yakni MRT beroperasi hingga 1 Januari 2023, pukul 02.00 WIB.
"Kita harus kirimkan surat approval, mundur 1 jam mundur 2 jam, kan mereka harus lihat event-event-nya apa dulu," jelasnya.
"Jadi seperti yang kita lakukan pada saat pergantian tahun ya, pergantian tahun itu nggak usah sebelumnya kita koordinasi dulu ini akan ada event, kalau pun selesai jam 12 tertinggal sampai jam 2-3 itu kira kira. Jangan pada saat itu, kalau minta ke saya pada saat itu melalui DM ya susah itu," sambungnya.
Sementara Kepala Departemen Corporate Communication PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo menyampaikan penambahan jam operasi ratangga berhubungan dengan perhitungan subsidi tiket (PSO) sehingga pertimbangan Dinas Perhubungan diperlukan.
"Karena kaitannya itu nanti dengan perhitungan subsidi, karena itu menambah operasional. Nanti kan akan masuk ke biaya operasional, biaya operasional itu yang akan dihitung dengan Dishub, nah itu hitung-hitungannya di sana," imbuhnya.
(taa/idn)
