Sederet perlakuan warga negara asing (WNA) atau bule saat berada di Bali tengah menuai sorotan. Beberapa bule kerap melakukan aksi ugal-ugalan dan terkadang melawan aparat hukum.
Tindakan para bule itu tidak jarang menimbulkan konflik dengan warga lokal. Dalam sepekan terakhir beberapa bule dari lintas negara viral usai melanggar aturan dan cekcok dengan pecalang hingga aparat kepolisian.
detikcom merangkum sejumlah aksi ulah ugal-ugalan para bule di Bali dalam beberapa hari terakhir. Aksi para bule itu pun turut menuai sorotan dari Wapres Ma'ruf Amin yang meminta adanya pengawasan lebih ketat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bule Polandia Kemah di Pinggir Pantai saat Nyepi
Dua warga negara asing (WNA) berkebangsaan Polandia berkemah di pinggir Pantai Purnama, Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, saat Hari Raya Nyepi. Kedua bule itu viral di media sosial (medsos) karena sempat adu mulut dengan pecalang.
Dilansir detikBali, Kamis (23/3/2023), bule pria itu bernama Karol Grabinski (39) dan bule perempuan bernama Barbara Karina Walczak (25). Kedua WNA itu membangun tenda di atas bale bengong atau bangunan bertiang empat yang dibangun oleh Desa Adat Sukawati.
Disebutkan, mereka kepergok kemah saat pecalang Desa Adat Sukawati berpatroli di wilayah Pura Erjeruk dan Pantai Purnama sekitar pukul 09.30 Wita. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan keduanya langsung diamankan di Polsek Sukawati.
"Dikarenakan WNA tersebut tidak memiliki tempat tinggal, selanjutnya kedua orang tersebut diamankan di Mapolsek Sukawati," kata Satake Bayu Setianto dalam keterangannya.
"Pada saat ditanya, kedua orang asing tersebut menyatakan mengetahui saat ini adalah perayaan Hari Raya Nyepi, namun kedua orang asing tersebut beralasan bahwa tidak akan mengganggu perayaan Hari Raya Nyepi," ujar Satake Bayu.
Sementara itu, Kapolsek Sukawati Kompol Decky Hendra Wijaya mengatakan petugas pecalang yang berjaga di Pantai Purnama saat Nyepi melaporkan kedua bule tersebut kepada Bhabinkamtibmas Desa Sukawati"Disusul laporan Perbekel Desa Sukawati bersama prajuru desa datang ke Polsek Sukawati," kata Decky dalam keterangannya.
Decky mengungkapkan kedua bule Polandia tersebut sempat adu mulut dengan pecalang karena merasa tidak mengganggu perayaan Nyepi. Pecalang juga sempat menjelaskan bahwa masyarakat tidak diperkenankan keluar dan beraktivitas di luar rumah selama Nyepi berlangsung
Pendirian Kampung Rusia di Kuta Selatan
Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) Kabupaten Badung berjanji akan menelusuri tempat yang dijuluki Kampung Rusia di Kuta Selatan, Badung, Bali. Laporan sejumlah sumber menyebut kelompok warga negara asing (WNA) tersebut menguasai tempat itu dan merasa eksklusif.
Menurut Kepala Satpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara mengatakan kelompok tersebut tinggal di salah satu penginapan berisi beberapa hunian. Tempat ini menurut kabar, juga disewa dari orang asing.
Kemudian, mereka membuat wilayah teritorial sendiri dan tidak ada satu pun orang di luar mereka yang bisa masuk. Padahal, pemerintah setempat berwenang untuk mengetahui WNA yang tinggal di wilayahnya itu.
"Kelompok turis ini diduga eksklusif. Mereka seperti punya wilayah teritorial sendiri. Siapapun yang masuk wilayah itu sangat sulit. Mereka merasa karena sudah menyewa, tidak perlu lagi lapor," ungkap Suryanegara, Kamis (23/3/2023).
Sementara itu, Satpol PP Badung, lanjut dia, juga menerima laporan dari turis yang menghuni tempat tersebut. Turis itu terlibat permasalahan dengan kelompok tersebut. Ia merasa tertipu dan kena perlakuan buruk lainnya.
"Karena laporan ini masuk ke kami, tentu kami tindak lanjuti. Pengawasan seperti ini akan kami lakukan. Kami tidak ingin ada gangguan keamanan, seperti masalah-masalah yang belakangan viral. Kami antisipasi itu," terang dia.
Ketahuan Pecalang Berkendara saat Nyepi
Bule yang jalan-jalan berkendara di Labuan Sait, Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali, saat perayaan Nyepi dan dihadang pecalang diantar pulang ke penginapannya. Warga negara asing (WNA) itu diantarkan petugas, sedangkan mobilnya ditahan agar tidak lalu lalang.
Dari video yang viral di media sosial, bule tanpa kaus atau bertelanjang dada itu mengendarai mobil berwarna perak. Saat dihentikan pecalang, dia mengaku tidak tahu menahu soal larangan keluar rumah saat Nyepi.
Perbekel Pecatu I Made Karyana Yadnya membenarkan hal itu. Insiden itu terjadi pada Rabu (22/3).
"Kejadian itu sekitar pukul 12.00 Wita lebih," ujarnya kepada detikBali, Kamis (23/3/2023).
"Saya waktu itu ada di kantor desa. Saya dengar ada bule yang membawa mobil. Saat ditanya pecalang mau kemana di hari raya Nyepi, turisnya mengaku nggak tahu. Saya minta pecalang menerangkan dan mohon agar dia menghormati," lanjutnya.
Kendati demikian, Yadnya belum mengetahui detail terkait nama dan negara asal WNA tersebut. Yang pasti, bule itu diantar ke penginapannya dan mobilnya ditahan.
"Kejadian di Labuan Sait. Mungkin, dia keluar dari tempat menginap, ada pecalang, terus dimintai keterangan.
Instruksi dari Wapres Ma'ruf Amin. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Saksikan juga 'Warga yang Ngotot Rekreasi ke Pantai TNBB Saat Nyepi Minta Maaf':
Bule Amerika Adu Mulut saat Ditilang Tak Pakai Helm
Seorang warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat (AS) berdebat keras dengan Kasatlantas Polres Gianyar AKP Muhammad Bhayangkara Putra Sejati yang tak terima disetop saat razia di Gianyar. Video adu argumen itu viral di media sosial.
Dalam satu percakapan, bule yang diketahui bernama Bryan itu melontarkan kalimat, "You want to steal money" atau "Kamu ingin mencuri uang" dengan nada keras dan emosional.
Razia tersebut digelar Satlantas Polres Gianyar bersama Polda Bali yang dipimpin Kasi Laka Subditgakkum Ditlantas Polda Bali Kompol Yoga Widiyatmoko di Catus Pata, depan Puri Ubud, Gianyar, Rabu (15/3).
Kasatlantas Bhayangkara Putra membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan, si bule tidak terima diterima ditilang karena tidak mengenakan helm.
"Kami berhentikan dengan SOP kami, kami menanyakan surat-suratnya karena yang bersangkutan tidak menggunakan helm. Saat diberhentikan, yang bersangkutan tidak bersedia dan berteriak. Intinya tidak mau diperiksa," katanya saat dihubungi detikBali, Kamis (16/3).
Bhayangkara menambahkan, bule AS tersebut berargumen kalau dirinya bukanlah satu-satunya yang tidak mengenakan helm saat penertiban berlangsung.
"Memang benar ada bahasa dari si bule itu menyampaikan bahwa warga lokal tidak pakai. Kami juga menyampaikan, warga lokal dan warga asing itu sama, kita tidak membedakan," tegas Bhayangkara.
Intruksi dari Wapres Ma'ruf
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menanggapi soal turis asing yang berulah saat berada di Bali. Ma'ruf menyebut sejatinya sudah ada aturan-aturan mengenai wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia.
"Ya kembali juga, kan sudah ada, aturan-aturannya sudah ada, bahwa wisatawan tuh hanya boleh ini, boleh ini, tidak boleh seperti ini, tidak boleh seperti itu. Kan ada aturan-aturan," kata Ma'ruf di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (17/3).
Ma'ruf menekankan harus ada pengawasan dan pembinaan terhadap para wisatawan asing. Ma'ruf menyebut wisatawan asing sebelum masuk ke Indonesia harus sudah diberi tahu mengenai aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
"Oleh karena itu, tentu harus ada semacam pengawasan juga di sana, dan pembinaan terhadap para wisatawan itu, sebelum dia masuk itu harus sudah diberi tahu dulu bahwa dia itu tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang," kata Ma'ruf.