Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid mengusulkan PT Pupuk Indonesia turut memproduksi blue amonia untuk kebutuhan energi. Nusron mengatakan saat ini Pupuk Indonesia hanya memproduksi pupuk dan amonia urea yang masuk dalam cluster pangan.
Menurut Nusron, dalam perkembangan industri petrokimia, Pupuk Indonesia diharapkan dapat memproduksi blue amonia untuk kepentingan energi karena lebih banyak menghasilkan nilai tambah.
"Gas secara ekonomi jauh lebih menguntungkan, dibandingkan dibuat amonia urea dan pupuk. Tapi dengan catatan produksi pupuk untuk menopang ketahanan pangan tetap harus dijaga," kata Nusron dalam keterangan tertulis, Senin (20/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nusron pun mengusulkan agar PT Pupuk Indonesia mengembangkan konsep nano fertilizer agar ketahanan pangan tetap terjaga, namun transformasi amonia urea menuju blue amonia tetap berjalan.
"Nano fertilizer pupuknya lebih hemat, hasilnya lebih bagus. Gasnya bisa lebih optimal digunakan untuk kepentingan blue amonia untuk menopang kepentingan green and blue energy," ungkap Nusron.
Menurut Nusron Wahid, saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi transisi energi menuju dekarbonisasi. Oleh karena itu, PT Pupuk Indonesia selaku badan usaha milik negara (BUMN) harus turut berkontribusi mewujudkan hal itu.
"Dengan energi yang safe dan bersih dari fosil ini menunjukkan komitmen Indonesia terhadap energi terbarukan berbasis dekarbonisasi," ujar Nusron.
Dalam catatan Nusron, saat ini PT Pupuk Indonesia memproduksi urea dan NPK sebanyak 15 juta ton per tahun. PT Pupuk Indonesia juga sedang membangun dua pabrik amonia di Aceh dan Bintuni Papua Barat.
"Daripada gas diekspor mentah. Memang harus dilakukan hilirisasi. Ini akan mampu meningkat kesejahteraan rakyat karena multiplier effect ekonomi yang tinggi dari industri petrokimia," tuturnya.
Lihat juga Video 'Pupuk Bersubsidi Untuk Negeri':