Megawati Singgung Politik Dansa: Jangan Terbawa Arus, Pilih Orang Baik

ADVERTISEMENT

Megawati Singgung Politik Dansa: Jangan Terbawa Arus, Pilih Orang Baik

Wildan Noviansah - detikNews
Minggu, 19 Mar 2023 16:02 WIB
Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri (Dok. PDIP)
Jakarta -

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung politik yang seperti orang berdansa. Megawati juga menyebut saat ini banyak orang yang munafik.

Hal itu disampaikan Megawati dalam acara peringatan 9 Tahun UU Desa di GBK Senayan, Jakarta, Minggu (19/3/2023). Megawati awalnya berbicara mengenai gotong royong.

"Di kita yang namanya gotong-royong itu adalah apa? Keteguhan hati dan pikiran, kalau A ya A, kalau B ya B," kata Megawati.

Presiden RI ke-5 itu lantas menyinggung soal perpolitikan Indonesia saat ini. Dia mengibaratkan politik saat ini seperti orang berdansa.

"Saya bilang politik sekarang itu seperti orang berdansa, ini tahun-tahun ini, tahun politik, kenapa? Karena orang lagi mikir, 'aku melu nang kono, atau aku melu kono, atau melu dua-dua ne', pusing akhirnya pingsan dewe, gitu loh. Jadi jangan terbawa arus, pilih orang yang baik," tutur Megawati.

"Seperti Pak Jokowi itu saya pilih, karena saya yakin beliau orang baik. Oke, saya jadikan, bisa ngatur pemerintah. Tentu semua itu tidak bisa disenangkan, pro-kontra pasti ada," imbuhnya.

Lebih lanjut, Megawati menyebut anak bangsa harus memiliki pendirian dan tak mudah dipecah-pecah. Dia kemudian menyinggung soal orang yang berani berbicara dan tidak sembunyi-sembunyi.

"Tetapi sebagai warga negara Indonesia yang berdaulat dan merdeka, dan mempunyai asas ideologi Pancasila kalian sebagai anak-anak bangsa harusnya punya pendirian bahwa kalau sebagai bangsa saya tidak mau dipecah-pecah, tadi sudah mengakui bahwa kami adalah Pancasilais, ikuti, kalau tidak mau ikut nggak apa-apa, bilang tapi, jangan sembunyi," jelasnya.

Barulah Megawati menyinggung bahwa saat ini banyak orang yang munafik. Mengawati menyebut orang tersebut malah memilih 'bersembunyi'.

"Banyak orang sekarang yang menurut saya munafik, sembunyi dia, kalau saya ya ini, hadep-hadepan, saya tinggal nunggu wartawan bully saya nggak, gitu. Terus nanti saya tanya, 'itu media mana tuh yang bully?, yang mana lagi yang bully, namanya siapa?' saya tahu, dia disuruh tapi dia tidak mengenal Pancasila dan tidak mengenal apa namanya kalau di media kode etik jurnalistik," jelasnya.

"Tuh mereka itu, tinggal saya terima saja. Oke, karena apa? Sebetulnya saya boleh gugat loh, tapi kasihan, lo, mereka, mereka kan cari makan juga, tapi cuman kenapa ngikut-ngikut? Gitu, lo, benar nggak? Itu apa? Itu Pancasila loh," imbuhnya.

Simak juga Video: Cerita Megawati saat Memilih Jokowi jadi Capres PDIP

[Gambas:Video 20detik]




(lir/gbr)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT