Sleman - Juru kunci Gunung Merapi, RP Suraksohargo yang lebih dikenal Mbah Marijan memimpin prosesi labuhan alit di Gerbang Srimanganti atau Pos 2 Merapi. Upacara labuhan alit yang jatuh setiap tanggal 30 Rejeb penanggalan Jawa 1939 itu dilakukan untuk memperingati jumenengan dalem atau naik tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat.Upacara adat Labuhan Merapi hari ini, Sabtu (26/8/2006) di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Sleman yang juga menjadi kediaman juru kunci Merapi, Mbah Marijan. Prosesi ini digelar sehari setelah dilakukan upacara labuhan di Parangkusumo Bantul.Sebelum dilakukan prosesi, pada hari Jumat kemarin telah dilakukan upacara serah terima
ubarampe labuhan dari utusan kraton kepada pejabat Kabupaten Sleman di Kecamatan Cangkringan. Dari kecamatan, barang-barangyang akan dilabuh ini pada sore harinya akan diserahkan kepada kepada juru kunci Merapi, untuk disemayamkan.Baru pada hari Sabtu pagi, prosesi labuhan dimulai dipimpin Mbah Marijan bersama beberapa abdi dalem kraton lainnya. Ratusan warga turut hadir memadati halaman rumah Mbah Marijan untuk menyaksikan prosesi tahunan ini. Sebelum prosesi arak-arakan dimulai, warga yang ingin
ngalap berkah sudah ada yang mendaki lebih dulu melalui jalur pendakian bagian selatan. Menjelang subuh sudah banyak warga yang berkumpul di pendopo Srimanganti tempat prosesi labuhan dimulai yakni di Pos 2 di wilayah Kendhit yang merupakan batas hutan vegetasi Merapi. Sejak pagi hingga acara berlangsung langit cerah dengan suhu udara sekitar 20 derajat Celcius. Menjelang dilaksanakan upacara labuhan sejak Jumat sore hingga Sabtu pagi, Merapi tampak jelas, meski beberapa hari sebelumnya gunung itu selalu tertutup kabut.Beberapa barang yang dilabuh sebanyak 8 macam meliputi, kain sinjang cangkring, semekan gadhung melati, semekan bango tolak, peningset yudharaga, selendang cindhe, kain kampuh poleng, minyak wangi, kemenyan ratus, uang kepeng dan beberapa sesaji diantaranya nasi ingkung lengkap danlain-lain. Semua
ubarampe labuhan dibawa oleh para abdi dalem. Mbah Marijan langsung memimpin sendiri jalannya prosesi sebagai pembuka jalan. Turut mendampingi selama berlangsung prosesi hingga menuju tempat acara di Pos 2 beberapa anggota Tim SAR DIY dan relawan lainnya.Setelah berjalan mendaki selama lebih kurang 2 jam, rombongan tiba di tempat upacara. Ratusan orang yang sudah datang lebih dulu maupun yang datang bersamaan rombongan Mbah Marijan langsung duduk di sekitar tempat prosesi. Setelah dilakukan wilangan atau pengecekan satu-persatu barang yang akan dilabuh. Setelah dinyatakan lengkap semua ubarampe labuhan kemudian di tempat yang telah disediakan. Bersamaan dengan dibakarnya kemenyan dilakukan doa bersama memohon keselamatan. Usai dilakukan doa bersama barang-barang yang dilabuh kemudian diperebutkan warga yang ingin ngalap berkah. Ubarampe yang dilabuh itu sebagai bentuk permohonan untuk mendapatkan kesejahteraan dan keselamatan terutama kepada Sultan, negara Indonesia, Kraton Yogyakarta beserta warga Yogyakarta seluruhnya diberi keselamatan di jauhkan dari berbagai bencana terutama pasca erupsi Merapi tahun ini maupun berbagai bencana dan musibah lainnya. Labuhan itu juga sebagai persembahan kepada penguasa Gunung Merapi yang dipimpin Eyang Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Nyai Gadhung Mlati dan Kyai Megantoro yang kesemuanya sebagai penguasa di Gunung Merapi.
(jon/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini