Seekor sapi yang lepas di Tol Cengkareng lalu berlari sejauh 3,8 kilometer hingga ke Taman Niaga Soewarna Bandara Soekarno-Hatta telah disembelih. Polisi mengungkap alasan sapi itu akhirnya disembelih.
"Untuk mencegah terjadinya permasalahan baru dengan kesepakatan antara dengan pemilik, akhirnya pemilik sendiri yang motong (sapi)," ujar Kasat Lantas Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Kompol Bambang Askar Shodiq, ketika dihubungi, Jumat (17/3/2023).
Selain itu, Bambang mengatakan sapi tersebut harus disembelih untuk menjaga keamanan masyarakat. Sebab, kata dia, salah satu kemungkinan terburuk sapi itu bisa meloncat dan membahayakan masyarakat pengguna lalu lintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena keamanan masyarakat adalah hukum yang tertinggi. Begini, kalau kemungkinan lebih buruk, kalau ada apa-apa sapi itu loncat, apa semua evakuasi nggak berhasil, nah siapa yang tanggung jawab itu," tuturnya.
Bambang menuturkan, Bandara Soekarno-Hatta adalah objek vital nasional sehingga harus cepat dilakukan penanganan atas sapi tersebut. Selain itu, karena proses evakuasi sapi yang sulit, sehingga harus dilakukan pemotongan.
"Kita punya satu frekuensi Bandara Soetta ini adalah objek vital nasional sesuai dengan Keppres Nomor 63 tahun 2004. Kan mengingat ini proses di parit kan agak susah juga evakuasinya," kata dia.
Bambang menyebut pemotongan sapi tersebut atas izin dari pemilik. Ia menyebut petugas juga berjaga di lokasi untuk mencegah masyarakat yang menonton.
"Ya atas kesepakatan pengurusnya. Tadi sama pengurusnya juga tadi dipotonglah lebih aman. Petugas kami juga berjaga-jaga agar masyarakat tidak ada yang menonton," ungkapnya.
Sapi tersebut lepas setelah truk pengangkutnya terguling di GT Cengkareng 2 semalam. Sapi tersebut lari sejauh 3,8 km dan berhenti di Taman Niaga Soewarna Bandara Soekarno-Hatta.
Sapi tersebut sempat terpantau makan rumput pagi tadi sebelum akhirnya dipotong. Sapi itu juga sempat digiring ke parit untuk evakuasi sebelum akhirnya diputuskan disembelih.