Budayawan Nilai Kata Maneh ke Pejabat Hal Lumrah, Contohkan Lagu Anak

ADVERTISEMENT

Budayawan Nilai Kata Maneh ke Pejabat Hal Lumrah, Contohkan Lagu Anak

Bima Bagaskara - detikNews
Jumat, 17 Mar 2023 13:28 WIB
Budyawan Sunda Hawe Setiawan.
Budayawan Hawe Setiawan (Bima Bagaskara/detikJabar)
Jakarta -

Muhammad Sabil, seorang guru SMK di Cirebon, Jawa Barat, sedang dirundung masalah. Gegara kata maneh yang ditulis di unggahan Instagram Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Sabil dipecat dari sekolah tempatnya bekerja.

Bukan cuma itu, Sabil sempat mendapat hujatan dari netizen karena kata maneh, yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti 'kamu'. Kata maneh dianggap kasar oleh sebagian orang. Namun beda untuk Hawe Setiawan, akademisi dari Universitas Pasundan sekaligus seorang budayawan Sunda.

Bagi Hawe, maneh adalah kata yang biasa-biasa saja. Hawe mengatakan maneh punya pasangan dalam bahasa Sunda, yakni aing atau saya.

"Kata maneh itu kata yang lumrah dipakai menurut saya, pasangannya aing. Kalau sekarang kata aing jadi populer, kenapa kata maneh nggak boleh? Yang penting dia ekspresif," kata Hawe, dilansir detikJabar, Jumat (17/3/2023).

Kemudian Hawe memaparkan penggunaan kata maneh kepada seorang pejabat, seperti halnya yang dilakukan Sabil kepada Ridwan Kamil. Menurut dia, maneh sudah lama sering digunakan untuk menyebut seseorang, bahkan pejabat sekalipun.

Bahkan kata maneh tertuang dalam lirik lagu Sunda berjudul 'Ayang-ayang Gung'. Menariknya, lagu ini memang diperuntukkan buat mengkritisi seorang pejabat.

"Bagaimana kalau kata maneh dipakai untuk pejabat pemerintah? Kan dari dulu juga sudah biasa. Saya mengutip lagu anak-anak, 'Ayang-ayang Gung'. Di situ ungkapan naha maneh kitu, kata maneh di situ kan ditunjukkan ke pejabat pemerintah," tegasnya.

Baca berita selengkapnya di sini.

Simak Video 'Jawaban RK soal Guru di Cirebon Dipecat: Bijak dalam Bermedsos':

[Gambas:Video 20detik]



(rdp/idh)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT