Di balik sukses Serangan Umum 1 Maret 1949, ada satu peristiwa pembantaian oleh tentara Belanda terhadap ratusan warga di Desa Kemusuk. Aksi pembantaian massal yang bisa dikategorikan genosida itu terjadi pada 7-8 Januari 1949.
Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa Mayjen (Purn) Lukman R Boer mengungkapkan hal itu dalam seminar bertajuk, "Kemusuk Berdarah dan Letkol Soeharto", di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Kamis (16/3/2023). Mantan Kasad Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto, Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Dr. Sumardiansyah Halim Perdana Kusumah, dan sejarawan Noor Johan Nuh turut menjadi pembicaranya.
Pada sekitar awal Januari 1949, kata Lukman, pasukan Belanda setiap hari menginterogasi semua orang di Desa Kemusuk yang menjadi saksi atas kekejaman Belanda pada Agresi Militer Belanda II. Mereka mencari tahu keberadaan Letkol. Soeharto yang telah memimpin serangan malam hari terhadap pasukan Belanda di sekitar Kantor Pos Besar, Secodiningratan, Ngabean, Patuk, Sentul, dan Pengok pada 29 Desember 1948.
"Karena tak mendapatkan informasi, pada 7-8 Januari tentara Belanda akhirnya secara membabi buta menembaki kaum pria yang ada di Desa Kemusuk maupun desa-desa di sekitarnya. Kemusuk yang damai berubah menjadi neraka mengerikan karena menjadi ladang pembantaian," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seluruh jasad korban lalu dilemparkan ke dalam api yang berkobar-kobar, termasuk Atmo Pawiro (ayahanda Probosutejo, adik tiri Soeharto). Total korban mencapat 200 orang yang tiga di antaranya masih bayi dan balita. Tentara Belanda juga membakar semua rumah dan tempat penyimpanan jerami.
Dari ratusan korban, cuma 202 korban penduduk Dusun Kemusuk dan sekitarnya yang teridentifikasi dan dimakamkan di Somenggalan, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul.
Sebagai Komandan Wehrkreise III, menurut Lukman R Boer, Letkol Soeharto melakukan empat kali serangan malam hari (29 Desember 1948, 9 dan 16 Januari 1949, serta 4 Februari 1949) dan satu serangan siang hari, yakni 1 Maret 1949).
Penyebab utama terjadinya serangan umum dilatarbelakangi oleh propaganda Belanda ke dunia internasional yang mengklaim bahwa Indonesia sudah hancur. Juga mengklaim bahwa pasukan tentara Indonesia tidak ada yang tersisa meski negaranya sudah merdeka.
Lihat juga Video: Biden Tegas Sebut Putin Telah Lakukan Genosida